Selasa, 12 November 2013

Kajian Malem


ALLAH mengabulkan doa kita dgn 3 cara 1. Bila ALLAH mengatakan YA; maka kita akan MENDAPATKAN APA YG KITA MINTA. 2. Bila ALLAH mengatakan TIDAK; maka kita akan MENDAPATKAN YG LEBIH BAIK. 3. Bila ALLAH mengatakan TUNGGU; maka kita akan MENDAPATKAN YG TERBAIK SESUAI DGN KEHENDAK-NYA. TUHAN TIDAK PERNAH TERLAMBAT, DIA JUGA TIDAK TERGESA-GESA, DIA SELALU TEPAT WAKTU! "Mendekatlah kepada ALLAH dan DIA akan mendekat kepadamu." Ya Allah Semoga Yang Like dan men-Share Status Ini Di Hapuskan Semua Dosanya Diberi Umur Panjang Diberikan Rezeki Yang Berlimpah & Halal Diberikan Jodoh Yang Solehah Diberikan Kesehatan Selalu Diberikan Jalan Yang Lurus Untuk Selalu Taat Kepadamu Ya Allah Ya Allah Kabulkanlah Do'a Kami Ya Allah

Sabtu, 31 Agustus 2013

sapi potong ukuran 200-1000kg


Assalamu’alaikum akhi , permisi ni ga ane mau jual sapi ternak potong untuk Qurban, sapi InsyaAllah berkualitas bagus dan Halal, Ukuran mulai dari 300 kg sampai 1000kg , ( 1 ton) harga termasuk lebih murah dari pada yang lain, mulai dai 9.000.000-45.000.000, InsyaAllah jika minat bisa hubungi an di no 085770898391, A.N Aceng Hermawan atau email bisnisamanah01@gmail.com/cengcute@yahoo.com

Senin, 12 Agustus 2013

Jual sapi Untuk Qurban


Assalamu’alaikum akhi , permisi ni ga ane mau jual sapi ternak potong untuk Qurban, sapi InsyaAllah berkualitas bagus dan Halal, Ukuran mulai dari 300 kg sampai 1000kg , ( 1 ton) harga termasuk lebih murah dari pada yang lain, mulai dai 9.000.000-45.000.000, InsyaAllah jika minat bisa hubungi an di no 085770898391, A.N Aceng Hermawan atau email bisnisamanah01@gmail.com/cengcute@yahoo.com Share this:

Kamis, 06 Juni 2013

Kuliah Gratis Di Bogor EduCARE


Haloo teman semua, oh ya ternyata kuliah itu ga mesti punya uang loh , ga perlu bayar semesteran, ga perlu baya SPP malahan kita dikasih makan loh , percaya ga sih . mungkin kalian ga pernah percaya bahwa ga ada kulah gratis,kalian selalu berpikir paling-paling pertama saja yang gratis kesanany bayar, ternyata ada kuliah tanpa berbayar sama sekali loh , saya mengalaminya sendiri, kampus itu i lah @bogoreducare , apasih bogor Educare , ialah Kampus Perduli Pendidikan Mandiri yaitu kampus yang memberikan kulaih gratis full untuk semua orang yang tidak mampu, kampus ini kampus terbaik, kampus yang memberika ilmu yang bermanfaat dengan fasilitas yang tak kalah dengan kampus2 negri ataupun kampus elit. Lokasi kampus Jl Cikiray RT 03 RW 06 Desa Sukaraja-Kecamatan Sukaraja- Kabupaten Bogor . Loaksinya ga jauh dari kota bogor(tugu Kujang) hanya satu kali naik angkot , dengan gedung yang yang sejuk dan tenang jadi suasana belajarpun sangat mengasikan sekali, Jadi tunggu apa lagi cepetan daftar Segera, www.bogoreducare.org

Minggu, 05 Mei 2013

Berani Pacaran = Berani di Neraka


BERANI PACARAN = BERANI NGINEP DI NERAKA ? Adik : Ka, kaka ini pemberani yah? Kaka : ( sambil Benerin jilbab) Iya dong, baru tau ya? By the way tumben kamu muji kaka pemberani? Adik: Salut aja sama kaka, udah berani pacaran sebelum nikah. Kaka : Gitu doang mah gampang ade. Adik : Berani nanggung patah hati kalau tuh pacar ternyata bukan jodoh kaka. Berani kesiksa rindu kalau si pacar ga ada kabar, berani ngelanggar batasan agama, berani ngejadiin dosa yang udah banyak semakin berlipat, berani ngelanggar apa yang udah dilarang-NYA, berarti berani juga dong nginep di neraka? Kaka : (Gleekk,Nelen ludah) Apaan sih lo de? Sok tau! Adik: Masih mending kak, daripada sok berani, atas nama ISLAM berani ga bilang ke pacar, kita PUTUS ? Allah kok dilawan? (ngeloyor pergi) Copas : Jemput Aku Menjadi Bidadarimu

Senin, 29 April 2013

Pemain MU beragama Islam pertama


ADNAN JANUZAJ Pemain Muslim pertama di Manchester United.. Adnan Januzaj Adalah pemain muda kelahiran bosnia yang berkebangsaan belgia. Januzaj ditransfer dari tim belgia Anderlecht pada musim lalu untuk mengisi tim reserves united.. Namun dengan skill yang dia miliki, Dalam Laga sisa BPL Januzaj akan masuk dalam tim Utama Manchester united dan akan menggunakan Nomer Punggung 44... Dan perlu diketahui adalah Januzaj pemain muslim pertama yang bergabung dengan Manchester United.. Januzaj Lahir dari keluarga muslim yang taat .. #Respect

Aku Mudah Marah


AKU MUDAH MARAH : Maaf ustadz, aku tipe orang yg mudah marah, sifat ini menyusahkanku, keluarga dan teman teman menjauhiku. bimbing aku ustadz agar tidak pemarah lagi, please? SubhanAllah sahabatku, insyaAllah pertanyaanmu awal dari kesembuhanmu dari sifat marahmu...aamiin. Inilah diantara cara cara menahan marah: 1. Ingat semua perbuatan kita pasti dibalas di akhirat, 2. Lihat akibat marah pasti penyesalan, 3. Menjauhlah dari orang yg membuatmu mudah marah atau suasana yg membuat marah, 4. Segera berwudhu, 5. Baca "Adzubillahi minasysyaithoonisrajiim", 6. Adukan pada orang sholeh, 7. Ingat keluarga, 8. Ingat hadiah sabar dari Allah, "Selamat hai penyabar untukmu syurga" (QS Ar Ro'du 24). Rasul yg muliapun mengkhabarkan berita gembira untuk hamba yg tidak mudah marah. "Jangan marah untukmu syurga", 9. Kalau sudah puncaknya berat menahan marah maka bertakbirlah kuat kuat, 10. Bersahabat dan berkumpullah dg majlis orang orang yg sholeh, hadir di majlis Ilmu dan zikir, berjamaah di mesjid, 11. Sering sering minta nasehat Ulama yg istiqomah, 12. Doa selalu agar sabar & rendah hati. "Allahumma ya Allah jadikanlah kami hamba hambaMu yg sabar dan rendah hati...aamiin". By the way, besok subuh sahabatku yg dekat mesjid Az Zikra Sentul, silahkan hadir Kajian Isyroq bersama abang, dari mulai berjamaah subuh sampai matahari terbit, insyaAllah.

Kamis, 25 April 2013

Salah Satu Penyebab Paru2 Basah


Paparan angin malam disebut-sebut dapat menyebabkan seseorang menderita paru-paru basah. Benarkah pemahaman masyarakat tersebut? Ahli kesehatan dr. Rifsia Ajani Husen mengatakan, paru-paru basah yang dimaksud adalah pneumonia. Tentu tidak tepat seandainya ada anggapan di masyarakat bahwa hal itu disebabkan oleh angin malam. “Pneumonia disebabkan terjadinya infeksi dari bakteri, virus, microplasma, jamur, berbagai senyawa kimia dan partikel,” katanya. Pneumonia merupakan penyakit yang bisa diderita masyarakat dari seluruh golongan umur. Dalam beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, pasien penderita pneumonia akut meninggal dunia akibat terlambat penanganan. Beragam penelitian menunjukan bahwa gejala pneumonia meliputi batuk-batuk, sakit dada, demam, dan biasanya diikuti gejala kesulitan bernapas. Dari data Asosiasi Paru-Paru Amerika, kebanyakan disebabkan oleh virus dari pernapasan. Menurut dr. Rifsiah, orang yang sudah terkena pneumonia semestinya segera berobat. Sebab, jika penyakit ini dibiarkan akan fatal akibatnya. “Penderita bisa meninggal jika penyakit ini dibiarkan,” jelasnya. Pneumonia juga mudah menular. Ada beberapa faktor risiko penularan infeksi pneumonia. Di antaranya adalah kekebalan tubuh lemah. Mereka yang daya tahan tubuhnya sedang tidak baik akan mudah tertular penyakit bila di lingkungannya ada penderita. Selain itu, orang berusia lanjut sangat rentan tertular. “Jadi tidak ada hubungan pneumonia dengan angin malam,” tegas dokter yang praktek di RS Asih, Tangerang ini. Meski demikian, masih banyak cara untuk mencegah penularan penyakit tersebut, seperti menempuh pola hidup sehat. Menjaga kondisi tubuh sangat penting. “Jika ada yang batuk, sebaiknya kita menutup mulut dan hidung,” anjurnya. Sementara untuk orang lanjut usia disarankan melakukan vaksinasi guna mencegah penyakit ini. Berikut langkah strategis untuk mencegah pneumonia sebagaimana rekomendasi dr. Rifsiah: - Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal. - Mengusahakan sirkulasi udara yang baik di tempat tinggal maupun ruang kerja. - Hindari rokok dan penderita batuk. - Makanlah dengan gizi seimbang. - Lakukan imunasi, terutama untuk anak. Vaksin Hb sudah banyak dipakai untuk menangkal pneumonia.

gara2 Bola dihukum Mati


Komisi Disiplin PSSI akhirnya menjatuhkan sanksi seumur hidup kepada Edison Pieter Romaropen untuk berkecimpung di persepakbolaan nasional. "Kami telah memutuskan jika Pieter Romaropen melakukan tindakan buruk sekali dan dihukum seumur hidup," kata Ketua Komdis PSSI Hinca Pandjaitan usai memimpin rapat Komdis di Kantor PSSI Senayan. Seperti diketahui, Pieter Romaropen melakukan pemukulan terhadap wasit saat laga Persiwa Wamena melawan tuan rumah Pelita Bandung Raya. Akibat tindakannya itu, wasit Muhaimin yang memimpin jalannya laga harus mendapat perawatan medis dan tak bisa melanjutkan memimpin pertandingan. "Artinya, wasit tidak bisa melanjutkan tugasnya. Maka, sanksi tegas kita berikan meski pemain yang bersangkutan tidak kami panggil dalam sidang," tambah Hinca. Dalam sidang tersebut, memang tidak menghadirkan Pieter. Hinca beralasan, Komdis memberikan keputusan berdasarkan laporan dan melihat video pertandingan. Selain itu, merujuk pada penjelasan dari pengawas pertandingan. Dengan bersikap tegas terhadap Pieter, Hinca berharap citra PSSI bisa membaik. "Dari rekaman tersebut, Pieter sudah terbukti bersalah melukai wasit. Pieter berhak untuk mengajukan banding setelah Surat Keputusan-nya (SK) keluar pada Kamis (25/4). Pengajuan banding akan diterima selama 14 hari setelah keluarnya SK," pungkasnya. (esa/dzi)

Rabu, 10 April 2013

CAra Kulaih Gratis Di Bogor


Haloo teman semua, oh ya ternyata kuliah itu ga mesti punya uang loh , ga perlu bayar semesteran, ga perlu baya SPP malahan kita dikasih makan loh , percaya ga sih . mungkin kalian ga pernah percaya bahwa ga ada kulah gratis,kalian selalu berpikir paling-paling pertama saja yang gratis kesanany bayar, ternyata ada kuliah tanpa berbayar sama sekali loh , saya mengalaminya sendiri, kampus itu i lah @bogoreducare , apasih bogor Educare , ialah Kampus Perduli Pendidikan Mandiri yaitu kampus yang memberikan kulaih gratis full untuk semua orang yang tidak mampu, kampus ini kampus terbaik, kampus yang memberika ilmu yang bermanfaat dengan fasilitas yang tak kalah dengan kampus2 negri ataupun kampus elit. Lokasi kampus Jl Cikiray RT 03 RW 06 Desa Sukaraja-Kecamatan Sukaraja- Kabupaten Bogor . Loaksinya ga jauh dari kota bogor(tugu Kujang) hanya satu kali naik angkot , dengan gedung yang yang sejuk dan tenang jadi suasana belajarpun sangat mengasikan sekali, Jadi tunggu apa lagi cepetan daftar Segera,

Sabtu, 06 April 2013

Ketika cinta Bertajwid


VERSI LENGKAP KETIKA CINTA BER"TAJWID" Islamedia - Saat pertama kali berjumpa denganmu, aku bagaikan berjumpa dengan saktah. hanya bisa terpana dengan menahan nafas sebentar. Aku di matamu mungkin bagaikan nun mati di antara idgham billagunnah, terlihat tapi dianggap tak ada. Aku ungkapkan maksud dan tujuan perasaanku seperti Idzhar, jelas dan terang. Jika mim mati bertemu ba disebut ikhfa syafawi, maka jika aku bertemu dirimu, itu disebut cinta. Sejenak pandangan kita bertemu, lalu tiba - tiba semua itu seperti Idgham mutamaatsilain, melebur jadi satu. Cintaku padamu seperti Mad Wajib Muttasil, paling panjang di antara yang lainnya. Setelah kau terima cintaku nanti, hatiku rasanya seperti Qalqalah kubro, terpantul- pantul dengan keras. Dan akhirnya setelah lama kita bersama, cinta kita seperti Iqlab, ditandai dengan dua hati yang menyatu. Sayangku padamu seperti mad thobi’i dalam Quran. Buanyaaakkk beneerrrrr :D Semoga dalam hubungan kita ini kayak idgham bilagunnah, cuma berdua, lam dan ro’. Layaknya waqaf mu’annaqah, engkau hanya boleh berhenti di salah satunya. DIA atau aku? Meski perhatianku tak terlihat seperti alif lam syamsiah, cintaku padamu seperti alif lam Qomariah, terbaca jelas. Kau dan aku seperti Idghom Mutaqorribain, perjumpaan 2 huruf yang sama makhrajnya tapi berlainan sifatnya. Aku harap cinta kita seperti waqaf lazim, berhenti sempurna di akhir hayat. Sama halnya dengan Mad ‘aridh dimana tiap mad bertemu lin sukun aridh akan berhenti, seperti itulah pandanganku ketika melihatmu. Layaknya huruf Tafkhim, namamu pun bercetak tebal di pikiranku. Seperti Hukum Imalah yang dikhususkan untuk Ro’ saja, begitu juga aku yang hanya untukmu. Semoga aku jadi yang terakhir untuk kamu seperti mad aridlisukun :D Disarikan dari kultwit @khodroou

Selasa, 02 April 2013

Lowongan Kerja Di Astra, April 2013


PT Astra Otoparts Tbk - Adiwira Plastik Division Kami membuka kesempatan untuk bergabung sebagai : OPERATOR PRODUKSI SMK Jurusan Teknik / SMA semua jurusan Nilai rata2 minimal 6,5 Usia maksimal 23 tahun Penempatan di AWP Bogor Kirimkan lamaran via pos ke : AWP Plant 1 : Jl. Raya Jakarta Bogor Km. 51.3 Ciluar, Bogor 16710 PT Astra Otoparts Tbk : Jl. Raya Pegangsaan Dua Km. 2,2, Kelapa Gading - Jakarta Utara 14250

Loeongan Kerja di Bogor


[info] IEKSIS - dibutuhkan cepat Lowongan Admin / Sekretaris - Min SMA / SMK - Cekatan ( fast typer ) - update ( mengikuti perkembangan Zaman ) - Berpengetahuan luas - teliti - Inisiatif - Komunikatif - Menyukai Tantangan - Kreatif - Berdomisili di BOGOR - Mampu mengguanakan Microsoft Word, Excel - Good looking Kontak : Kirimkan CV dan Portofolio ( berupa hasil tulisan Anda ) ke email: tim.ieksis@yahoo.com *dengan konfirmasi lewat sms dahulu ke nomor: 0812-94-915965 Alamat : Perumahan Taman Pajajran tahap III DV/6 Bantarkemang Bogor. ( Patokan Sport Club)

Kamis, 28 Maret 2013

Cara Belajar Bahasa Inggris dengan mudah


Barangkali anda pernah bertanya, adakah metode belajar bahasa Inggris yang EFEKTIF, PRAKTIS dan MENYENANGKAN? Ternyata, banyak orang telah membuktikan bahwa metode yang paling praktis dan efektif belajar bahasa Inggris adalah dengan mendatangi dan tinggal di daerah / negara yang berbahasa Inggris. Beberapa penelitian membuktikan bahwa belajar bahasa asing dari native speaker dengan mendengar dan praktek langsung lebih efektif daripada memulainya dengan belajar grammar. Tetapi bukan berarti bahwa Anda tidak harus belajar grammar. Karena tidak semua orang punya kesempatan pindah ke luar negeri. Lalu, mungkin ada bertanya, adakah metode belajar bahasa Inggris yang efektif, praktis dengan efektifitas hampir sama dengan belajar langsung di negara dimana bahasa tersebut berasal? Jawabannya adalah dengan METODE DINAMIC IMMERSION. Tentunya anda PENASARAN, apa itu Dynamic Immersion? Singkatnya, Dynamic Immersion itu seperti: Belajar bahasa dengan menyenangkan. Belajar bahasa asing seolah-olah anda seorang anak kecil umur 2 tahun yang baru saja belajar ngomong. Anda dikondisikan untuk meningkatkan kemampuan melafal atau berbicara dengan menggunakan fitur luar biasa "dynamic speech recognition" untuk membandingkan lafal anda dengan lafal asli penduduk asli. Anda mendengarkan penuturan dari native speaker (penduduk asli) sehingga lebih cepat memahami bahasa sehari harinya, dan mengembangkan kemampuan mendengarkan dan memahami secara mudah dan alami. Anda membaca, mendengar dan menulis dengan menggunakan topik objek, aksi dan kejadian sehari hari. Sehingga, secara tidak anda sadari anda belajar grammar langsung melalui praktek. Dan, yang paling Unik dari metode Dynamic Immersion ini adalah TIDAK ADA PENERJEMAHAN ke dalam bentuk kata TETAPI diterjemahkan ke dalam GAMBAR, dan inilah letak kekuatan EFEKTIFITAS metode Dynamic Immersion. Coba Renungkan: Orang Australia tidak mudah belajar bahasa Indonesia. Tetapi, anak kita yang baru berumur 2-3 tahun sudah pandai berbahasa Indonesia. Apa rahasianya? Apakah anak kita berlajar grammar dulu? Tidak bukan? Begini, Saya mencontohkan pengalaman pertama saya merasakan efektifnya metode Dynamic Immersion yang diaplikasikan dalam sebuah software kursus bahasa . Kebetulan, saudara saya yang kebetulan dia dosen bahasa inggris, setelah dari Singapura membawa oleh-oleh DVD Software pembelajaran bahasa yang telah digunakan secara luas disana untuk kursus bahasa. Dengan menggunakan software ini, hanya dengan duduk dan bersantai di lokasi manapun yang anda pilih tentunya di depan komputer atau laptop, anda bisa kursus bahasa Inggris dan bahasa lainnya dengan mengasyikkan layaknya kursus di lembaga bahasa tingkat internasional. Efektifitas dari software ini tidak diragukan kenapa? Ok, jangan penasaran dulu. Saya akan jelaskan kenapa software ini efektif banget untuk belajar bahasa inggris. Software ini menggunakan metode "Dynamic Immersion", yaitu sebuah metode dalam pembelajaran bahasa yang mendapatkan penghargaan di Amerika Serikat sebagai metode PALING EFEKTIF. (sumber: Rockmen Evaluation Report, 2009) 2. Software ini telah digunakan oleh : Departemen Dalam Negeri Amerika Pasukan Perdamaian Amerika Lembaga Astronomi Amerika, NASA Produk No 1 di Sekolah-Sekolah Amerika dalam Pembelajaran Bahasa.

Kamis, 21 Maret 2013

KH. Arifin Ilham


K. H. Muhammad Arifin Ilham Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu. “SUBHANALLAH, alangkah indahnya, bahagianya & berkahnya hidup seorang mu’min itu, karena hidupnya dalam KETERATURAN TAAT…ia mulai bangun malam dg mandi u SHOLAT MALAM, MUHASABAH diri diiringi dg ISTIQFAR & TADABBARUL QUR’AN menjelang fajar, kakinya ia langkahkan u sholat subuh berJAMAAH di MESJID, sebelum mencari rizki yg halal ia lebih dahulu SHOLAT DHUHA, ia jaga kehormatan dirinya dg RAPI INDAH AURATNYA IA TUTUPI, TIDAK MAU MENYENTUH & DISENTUH BUKAN MAHRAMNYA, wajahnya bersih & nyaman dipandang buah selalu TERJAGA WUDHU, MURAH SENYUM & RENDAH HATINYA, ia selalu syukuri nikmat ALLAH dg sedekah, HATI & LISANNYA BERGERAK BASAH & ASYIK dalam DZIKRULLAH…inilah awal KETERATURAN keseharian orang beriman itu sahabatku.

Minggu, 17 Maret 2013

Bakti Sosial Bersama Yayasan Jembatan Islam


ALhamdulillahirabbil alamin, atas berkat rahmat Allah ,kegiatan Bakti Sosial Kepada Janda dan Anak asuh Yayasan Jembatan Islam terlaksana dengan lancar, saya Berterima kasih atas dukungan doa dan ataupun dan yang telah di salurkan semoga kegiatan ini terus berlanjut. Andjar Firmansjah Ummu Fauzan Ali Abdurrahman Je Malik Aceng Hermawan Aceng Hermawan Erika Herry @opanzz abas

Selasa, 12 Maret 2013

Belajar tahu RUkun shalat dan syarat-nya


Semangat, kadang kita ak pernah sadar apakah ibadah kita sudah benar atau engga, ngikutin rukunny6a ga, bacaannya bener apa engga, kita ga pernah pikirin itu sama sekali, kita itu hanya memikirkan dunia saja, tanpa memikirkan bagaimana ibdah yang bener, bacaan yang paseh, tahu rukun ,syarat nya, dan panjang pendeknya yang bener, dan khusu, kita menyalahkan selalu kenapa doa kita tak pernah di kabul , kita harus intropeksi diri, shalt kira khusu ga, udah bener belum . ayo temen2 semangat , untuk mengahapa l rukun ,syarat, dan baca yang bener., Insyaallah belajar sama dan selallu beristigfar kepada ALlah SWT>

Minggu, 10 Maret 2013

Selalu Istiqoamh di sore hari


Selalu banyak rintangan menuju kesuksesan itu, sering kita tidak sadar akan rintangan dan ujian tiu, menganggapnya mudah, biasa tanpa memikirkan bahwa itu bisa membuat merubah mimpi kita, ,tetap Fokus kawan semua, selalu BerisTigfar teman ,sering2 ingat kepada Allah SWT, selalu Intiqomah , kita hanyalah mahluk yang tak tau apakah kita pantas menempati surga , kita menginginkannya ,tapi apakah kita pants, dengan ahlak kita seperti ini, Astagfirullah, Ampuni aku Ya Allah , kedua orang tuaku , saudara-saudaraku, guru-gru yang mengajrkanku untuk selalu beribdah kepdamu, teman-teman ku yang selalu mensuportku, temanku yang kadang lupa bahwa kita akan di hisab dihari kemudian, Tetap istiqomah teman-teman

Kamis, 07 Maret 2013

lowongan Kerja Di Astra


LOKER: untuk staff desain, PT Astra Otoparts Divisi Retail Shop n Drive Kualifikasi: -D1 -Pria/Wanita -Minat dan Jago desain (dengan coreldraw, dll) -Usia max. 24 Thn -Belum Menikah -Siap ditempatkan di Kelapa Gading, Jakut -Mahir Ms. Office -Kreatif dan Inovatif Kirim lamaran ke: afif.malik@aop.component.astra.co.id dengan subjek "Staff Desain"

Selasa, 05 Maret 2013

Lowongan Kerja


PT RAJAWALI PARAMA KONSTRUKSI Membutuhkan : 1. Staff Administrasi Kualifikasi: - Pria/Wanita usia max. 27 thn - Pend. D3, SMA/SMK/Sederajat fresh graduate boleh apply - Menguasai komputer (MS Office) - Jujur, cekatan, teliti dan bertanggung jawab - Memiliki kemampuan dalam pengelolaan administrasi yang baik - Mohon melampirkan pas photo terbaru 2. Sales Engineer Kualifikasi: - Pria, usia max. 28 tahun - Pend. D3/SMEA, fresh graduate boleh apply - Berpengalaman sebagai Sales min. 1 tahun - Memiliki SIM A dan SIM C - Tahu wilayah Jakarta 3. Staff Estimator Kualifikasi: - Pria/Wanita usia max. 27 thn - Pend. D3, SMA/SMK/Sederajat fresh graduate boleh apply - Menguasai komputer (MS Office) - Jujur, cekatan, teliti dan bertanggung jawab - Kemampuan dalam pengelolaan 4. Drafter Kualifikasi: - Laki laki / Wanita - Usia maks 27 tahun - Pend. D3, SMA/SMK/Sederajat fresh graduate boleh apply - Dapat mengoperasikan autocad 2D / 3D, Photoshop, Corel Draw 5. Staff Purchasing Kualifikasi: - Pria/ Wanita Max 27 Th - Pend. D3, SMA/SMK/Sederajat - Menguasai komputer (MS Office) - Mampu berkomunikasi dengan baik, Jujur, cekatan, teliti dan bertanggung jawab Kirim lamaran lengkap ke: PT. Rajawali Parama Konstruksi Jl. Bhayangkara 1 No. 1 kel. Pakujaya, Serpong Utara - Tangerang Selatan 15324, Banten - Indonesia. Telp. 021 5312 8888, Fax. 021 5312 8880 atau kirim email ke : rajawaliparama@yahoo.co.id

Senin, 04 Maret 2013

KH. HASYIM ASY'ARI DAN KH. AHMAD DAHLAN


KH. HASYIM ASY'ARI DAN KH. AHMAD DAHLAN “Sang Pencerah dan Sang Penakluk Badai” 1. KH. Ahmad Dahlan (Yogyakarta, 1868-1923) Beliaulah Muhammad Darwis bin Abu Bakar bin Muhammad Sulaiman bin Murtadha bin Ilyas bin Demang Djurung Djuru Kapindo bin Demang Djurung Djuru Sapisan bin Sulaiman (Ki Ageng Gribig) bin Muhammad Fadhlullah (Prapen) bin Maulana ‘Ainul Yaqin (Sunan Giri). Muhammadiyyah lahir 18 November 1912/8 Dzullhijjah 1330, dengan pondasi ayat: “Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran ayat 104). 2. KH. Hasyim Asy’ari (Jombang, 1875-1947) Beliaulah Muhammad Hasyim bin Asy’ari bin Abu Sarwan bin Abdul Wahid bin Abdul Halim bin Abdurrahman (Pangeran Samhud Bagda) bin Abdul Halim (Pangeran Benawa) bin Abdurrahman (Jaka Tingkir) bin Maulana ‘Ainul Yaqin (Sunan Giri). Nahdlatul Ulama lahir 31 Januari 1926/16 Rajab 1344, dengan pondasi ayat: “Dan berpeganglah kalian kepada tali (agama) Allah, dan janganlah bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kalian dahulu bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kau karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kau telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkanmu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu agar kalian mendapat petunjuk.” (QS. Ali Imran ayat 103). MBAH HASYIM ASY'ARI DAN MBAH AHMAD DAHLAN Oleh: KH. Yahya Cholil Staquf Hadhratus Syaikh Muhammad Hasyim bin Asy’ari Basyaiban adalah kyai semesta. Guru dari segala kyai di tanah Jawa. Beliau kyai paripurna. Apapun yang beliau dawuhkan menjadi tongkat penuntun seumur hidup bagi santri-santrinya, bahkan sesudah wafatnya. Nahdlatul Ulama adalah warisan beliau yang terus dilestarikan hingga para cucu-santri dan para buyut-santri, hingga sekarang. Segerombol jama’ah dalam merek jam’iyyah yang kurang rapi, sebuah ikatan yang ideologinya susah diidentifikasi, identitas yang nyaris tanpa definisi, tapi toh begitu terasa balutannya, bagi mereka yang -entah kenapa- mencintainya. Barangkali karena memang Nahdlatul Ulama itu ikatan yang azali, cap yang dilekatkan pada ruh sejak dari sononya, sebagaimana Hadhratus Syaikh sendiri mencandranya: بيني وبينكم في المحبة نسبة مستورة في سر هذا العالم نحن الذون تحاببت أرواحنا من قبل خلق الله طينة آدم “Antara aku dan kalian ada tautan cinta Tersembunyi dibalik rahasia alam Arwah kita sudah saling mencinta Sebelum Allah mencipta lempungnya Adam.” Ke-NU-an sejati ada di hati, bukan nomor anggota. Kyai Abdul Karim Hasyim, putera Hadhratus Syaikh sendiri, menolak ikut ketika NU keluar dari Masyumi. Demikian pula salah seorang santri Hadhratus Syaikh, Kyai Majid, ayahanda Almarhum Prof. Dr. Nurcholis Majid. Mereka berdua memilih tetap di dalam Masyumi. Apakah mereka tak lagi NU? Belum tentu. Mereka memilih sikap itu karena berpegang pada pernyataan Hadhratus Syaikh semasa hidupnya (NU keluar dari Masyumi sesudah Hadlratusy Syaikh wafat): “Masyumi adalah satu-satunya partai bagi ummat Islam Indonesia!” Apakah sikap pilihan mereka itu mu’tabar atau tidak, adalah soal ijtihadi. Tapi saya sungguh ingin mempercayai bahwa di hati mereka berdua tetap bersemayam ke-NU-an yang berpendar-pendar cahayanya. Pada suatu hari di awal abad ke-20, salah seorang santri datang ke Tebuireng untuk mengadu. Santri itu Basyir namanya, berasal dari kampung Kauman, Yogyakarta. Kepada kyai panutan mutlaknya itu, santri Basyir mengadu tentang seorang tetangganya yang baru pulang dari mukim di Makkah, yang kemudian membuat odo-odo “aneh” sehingga memancing kontroversi di antara masyarakat kampungnya. “Siapa namanya?” tanya Hadhratus Syaikh. “Ahmad Dahlan” “Bagaimana ciri-cirinya?” Santri Basyir menggambarkannya. “Oh! Itu Kang Dahlan!” Hadhratus Syaikh berseru gembira. Orang itu, beliau sudah mengenalnya. Teman semajlis dalam pengajian-pengajian Syaikh Khatib al-Minangkabawi di Makkah sana. “Tidak apa-apa”, kata Hadhratus Syaikh, “yang dia lakukan itu ndalan (ada dasarnya). Kamu jangan ikut-ikutan memusuhinya. Malah sebaiknya kamu bantu dia”. Santri Basyir patuh. Maka ketika kemudian Kyai Ahmad Dahlan medirikan Muhammadiyah, Kyai Basyir adalah salah seorang tangan kanan utamanya. Apakah Kyai Basyir “tak pernah NU”? Belum tentu. Puteranya, Azhar bin Basyir, beliau titipkan kepada Kyai Abdul Qodir Munawwir (Kakak ipar Kyai Ali Ma’shum) di Krapyak, Yogyakarta, untuk memperoleh pendidikan al-Quran dan ilmu-ilmu agama lainnya. Pengajian-pengajian Kyai Ali Ma’shum pun tak ditinggalkannya. Belakangan, Kyai Azhar bin Basyir terpilih sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah menggantikan AR Fahruddin. Kepada teman sekombong saya, Rustamhari namanya, anak Godean yang menjadi Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UGM, saya gemar meledek: “Kamu nggak usah macam-macam”, kata saya waktu itu, “ketuamu itu ORANG NU!” ********************************************************************* نفعنا الله بعلومهما وأمتنا في طريقتهما “Semoga Allah memberikan kemanfaatan kepada kita berkat ilmu beliau berdua dan wafatkanlah kami dalam thariqah mereka berdua.” Aamiin yaa Mujiibassaailiin. Sya’roni As-Samfuriy, Tegal 02 Maret 2013

Minggu, 03 Maret 2013

Yayasan Jembatan Islam


Assalamu'alaikum Saudaraku yang InsyaAllah di rahmati Allah, InsyaAllah di bulan ini Yayasan Jembatan Islam akan mengadakan santunan Beasiswa bulanan kepada saudara kita (anak asuh yayasan) dan InsyaAllah Baksos yang kepada sepulu orang janda di kp, Coblong RT 02/01 Desa Sukakarya, Megamendung-Bogor , saya disini mengajak akhi/ukhti semua untuk berinfaq ke Yayasan Jembatan Islam demi kelancaran acara tersebut, Acara dilaksanakan tanggal 10 Maret 2013 ,. dana bisa di salurkan ke No rek Bank Syariah Mandiri 7049384755a.n Asep Sopan Sopain atau BCA 7360363915..a.n Asep Sopan Sopian . Nama Bendahara Yayasan Jembatan Islam Info lebih lanjut HUb Hermawan Aceng Hermawan 085770898391/0856907000

Kamis, 28 Februari 2013

Yayasan Jembatan Islam


Assalamu'alaikum Saudaraku yang InsyaAllah di rahmati Allah, InsyaAllah di bulan ini Yayasan Jembatan Islam akan mengadakan santunan Beasiswa bulanan kepada saudara kita (anak asuh yayasan) dan InsyaAllah Baksos yang kepada sepulu orang janda di kp, Coblong RT 02/01 Desa Sukakarya, Megamendung-Bogor , saya disini mengajak akhi/ukhti semua untuk berinfaq ke Yayasan Jembatan Islam demi kelancaran acara tersebut, Acara dilaksanakan tanggal 10 Maret 2013 ,. dana bisa di salurkan ke No rek Bank Syariah Mandiri 7049384755a.n Asep Sopan Sopain atau BCA 7360363915..a.n Asep Sopan Sopian . Nama Bendahara Yayasan Jembatan Islam Info lebih lanjut HUb Hermawan Aceng Hermawan 085770898391/08569070001

Senin, 25 Februari 2013

Kenangan Bersama Guru Besar


KENANGAN MANIS BERSAMA SANG GURU BESAR Oleh: KH. Mochammad Nuzulul Bawwakiel Muttaqien Alhamdulillah, sebuah kenangan terindah saat Khataman Kutub (beberapa kitab) yang kami baca selama lima tahun bersama dua Guru Besar al-Habib Sulthonul 'Ulama Salim bin Abdillah bin Umar asy-Syathiry dan asy-Syekh al-Mufti Muhammad bin Ali al-Khotib. Berikut adalah beberapa pengalaman yang tak terlupakan saat saat bersama sang Guru Besar: 1. Adalah bagaimana al-Habib Sulthonul 'Ulama Salim bin Abdillah bin Umar asy-Syathiry begitu telaten mengajar kami hingga 5 tahun lamanya, dengan hanya khatam satu kitab. Setiap ibarat yang kami baca hampir semua beliau jelaskan dan syarahi dengan komplit dari berbagai segi pandang keilmuan. Bahkan kami diwajibkan membawa siwak, bersuci ketika belajar dan selalu membawa kitab syarah dan buku tulis. Asy-Syekh al-Mufti Muhammad bin Ali al-Khotib al-Muqri' dengan syarwaninya, al-Habib Ja'far al-Kaff dengan fatwanya, Rumi, al-Habib bin Sumaith, al-Habib Idrus Assegaff, al-Habib bin Syihab, Sirojuddin dan saya sendiri, masing-masing membawa kitab syarah yang berlainan hingga dalam majlis setiap ibarat Fath al-Mu'in hampir semuanya dikupas dari berbagai kitab. Hingga 5 tahun dan setiap malam kami melalap satu baris saja dari Fath al-Mu'in dan kadang bahkan tidak berpindah sama sekali. Hanya 9 orang yang bertahan hingga akhir. Dan bagaimana kami mengingat bagaimana Asy-Syekh al-Mufti Muhammad bin Ali al-Khotib yang selalu mengdiktekan nash-nash madzhab Syafi'iyyah secara mendalam, lugas dan tegas, bahkan kami tidak jarang ditegur olehnya. Tidak ada halaqah sekeras halaqah kami. Alhamdulilllah. 2. Tidak pernah kami lupakan bagaimana kemulian al-Habib Sulthonul 'Ulama Salim bin Abdillah bin Umar asy-Syathiry dan keramat beliau. Ketika kami membaca kitab Thaharah di tahun pertama, saat itu datanglah hujan lebat, bahkan semua halaqah di Ribath berhamburan bersama. Namun beliau begitu santun tetap diam dan tersenyum, serta masih melanjutkan dars (belajar). Dan ketika bolpointku mblobor (error), terbersit dalam hati tentang kitabku nanti yang kotor. Dan seketika itu beliau menghentikan dars dan membaca Ratib Fatihah dan seketika itu hujan berhenti. Setelah berhenti beliau tersenyum kepadaku, dengan senyuman seorang ayah dan murabbi. Kejadian ini terulang saat khataman. Ketika itu al-Habib Sulthonul 'Ulama Salim bin Abdillah bin Umar asy-Syathiry merasa kepanasan, karena waktu itu musim panas yang panjang. Lantas kami datangkan AC, namun tetap saja beliau kepanasan. Kami dekatkan AC itu bahkan kami fullkan tetap saja beliau merasa kepanasan. Akhirnya beliau berkata: “Seandainya hujan”, dan disaat itulah hujan turun begitu deras hingga beliau bisa merasa sejuk. Dan ketika pulang, di sepanjang jalan air melimpah ruah. Tak hanya ini, bahkan ketika dars, al-Habib Sulthonul 'Ulama Salim bin Abdillah bin Umar asy-Syathiry mengatakan kepadaku beberapa tempat yang dibuat maksiat merokok, dan ternyata apa yang beliau katakan adalah nyata. 3. Teringat bagaiman al-Habib Sulthonul 'Ulama Salim bin Abdillah bin Umar asy-Syathiry membagi waktu dalam halaqah begitu ketat. Waktu pertama diisi dengan tahdzir (pertanyaan pelajaran kemaren), satu persatu mendapat pertanyaan dan wajib kami selesaikan. Teringat waktu aku dilimpahi semua pertanyaan, Alhamdulillah semua aku bisa jawab dengan tepat. Setelah itu al-Habib Sulthonul 'Ulama Salim bin Abdillah bin Umar asy-Syathiry selalu menanyakan siwak dari kami, jika satu saja tidak membawa maka beliau memarahi kami dengan sangat rahmat (penuh kasih sayang) dan halus. Yang membuat lucu adalah ketika al-Habib Ja'far al-Kaff tertidur di halaqah, maka seketika itu al-Habib Sulthonul 'Ulama Salim bin Abdillah bin Umar asy-Syathiry menginjakkan kakinya dan membentaknya, kemudian menyuruh al-Habib Ja'far berwudhu, hehehe. 4. Halaqah kami sangat ditakuti, bayangkan saja setiap murid yang akan masuk selalu dicerca dengan berbagai macam pertanyaan, baik al-Mu'tamad dalam madzhab, Mashra' al-Khilaf dalam madzhab, at-Tarjih dalam madzhab, dan Qawaid serta dalil-dalilnya. Dan ketika satu saja yang tak terjawab maka Asy-Syekh al-Mufti Muhammad bin Ali al-Khotib sang guru berkata: “Lebik baik kamu turun, dan mencari halaqah yang lebih pas dengan keadaanmu.” 5. Halaqah kami sangat unik. Kedua pengajarnya, al-Habib Salim bin Abdillah bin Umar asy-Syathiry yang terkenal dengan Sulthonul 'Ulama begitu hebat dalam falsafah islam, tafsir, sejarah dan qaul Madzhahib al-Arba'ah, sementara Asy-Syekh Muhammad bin Ali al-Khotib adalah mufti terhebat sampai saat ini, bahkan dalam setiap ibarat dan maslah yang ada beliau selalu bisa menunjukkan tempat-tempatnya di berbagai kitab Hawasyi yang kami bawa dengan sekali buka. Keterangan Foto: Kesembilan murid dalam kenangan yang terindah (menurut tempat duduk dan dari arah tayamun (kanan), juga dari urutan bagian pertanyaan tiap malam): 1) Asy-Syekh al-Muqri' Abdulah bin Abdurrahman al-Khotib (Tarim-Hadramaut) 2) Asy-Syekh KH. Mochammad Nuzulul Bawwwakil Muttaqien (Indonesia-Univ. Share'a and Law Faculty) 3) Al-Habib Muhmammad bin Syihab (Tarim-Hadramaut) 4) Al-Habib bin Sumaith (Tarim-Hadramaut) 5) Al-Habib Ja'far al-Kaff (Indonesia-Rubath) 6) Asy-Syekh KH. Sirojuddin Mukhtar (Indonesia-Ahgaff University) 7) Al-Qodhi al-Habib Idrus Assegaff (Tarim-Hadramaut) 8) Asy-Syekh KH. Rumi Jakarta (Indonesia-Rubath) 9) Asy-Syekh Dr. Amjad Rasyid al-Maqdisy (Palestina) Sya’roni As-Samfuriy, Tegal 22 Februari 2013

Minggu, 17 Februari 2013

Penipuan di Warnet


Bagi rekan-rekan semua yang sering ke WarNet, coba kalian periksa di belakang PC warnet yang rekan-rekan gunakan tsb, bila ada COLOKAN HITAM, yang biasanya dipakai untuk mencegat jalur kabel Keyboard... Saya sarankan jangan On Line di WarNet tsb !!! Karena itu memang sengaja dipasang oleh entah pihak WarNet, atau pelanggan yang berniat jahat, dengan tujuan utk merekam/mengkopi data-data rekan-rekan , yang diantaranya adalah password e-mail, fb, internet banking ato data2 penting lainnya ...... Alat ini disebut HARDWARE KEYLOGGER ... Silahkan dishare pada teman2 lainnya yg sering On line di WarNet .... :) Semoga bermanfaat Share/bagikan info ini ke yang lain

Sabtu, 16 Februari 2013

Pengajian Semalem


Jadi Inget Perkataan Ulama Semalem dikaala itu rosulullah SAW masuk melihat kedalam neraka, disana Rosul melihat wanita wanita yang di gantung rambutnya, san isiksa, lalu kemudian Rosul Bertanya Kepada Malaikat JIbril "hai Jibril Siapakah Mereka" jibri Menjawab" Mereka Adalah Umatmu , Merka adalah Orang Yang sewaktu di Dunia Selalu Bangga Dengan Membuka Auratnya,,,, oleh Karena Itu Mulai Saat Ini mari Kepada AKhwat, Pake baju Yang Benar dan PakeKerudung ya, takut ga ama nerka

GELAR KELUARGA 'ALAWIYYIN (HABAIB) DI HADHRAMAUT


GELAR KELUARGA 'ALAWIYYIN (HABAIB) DI HADHRAMAUT Daftar Isi: 1. Al-Ustadz al-A'dzam (الأستاذ الأعظم) 2. Asadullah fi Ardhihi (أسادالله في أرضه) 3. Al-A'yun (الأعين) 4. Al-Bar (البار) 5. Al-Battah (البتاه) 6. Al-Bahar (البحر) 7. Al-Ibrahim (الإبراهيم) 8. Al-Barakat (البركات) 9. Al-Barum (الباروم) 10. Al-Bashri (البصرى) 11. Al-Babathinah (البباطنة) 12. Al-Bayti (البيتى) 13. Al-Biedh (البيض) 14. Al-Babarik (الببارك) 15. At-Turobi (الترابى) 16. Al-Bajahdab (الباجهداب) 17. Jadid (جديد) 18. Al-Djufri (الجفرى) 19. Djamalullail (جمال الليل) 20. Bin Jindan (بن جندان) 21. Al-Jannah (الجنة) 22. Al-Djunaid (الجنيد) 23. Al-Djunaid al-Akhdor (الجنيد الأحضار) 24. Al-Jailani (الجيلانى) 25. Al-Hamid 26. Al-Habsyi (الحبشى) 27. Al-Haddad (الحداد) 28. Al-Bahasan/Banahsan ( الباحسن/ بانحسن) 29. Bahusein (باحسين) 30. Al-Hiyyed (الحيد) 31. Al-Khirrid (الخريد) 32. Al-Khaneman (الخينما) 33. Aal-Khamur (الخمور) 34. Maula Khailah (مولى خيلة) 35. Al-Khuun (الخون) 36. Mauladdawilah (مولى الدويلة) 37. Adz-Dzi'bu (الذئب) 38. Baraqbah (بارقبة) 39. Ar-Rukhailah (الرخيلة) 40. Az-Zahir (الزاهر) 41. Basakutah (باسكوتة) 42. As-Saqqaf / Assegaf (السقاف) 43. As-Sakran (السكران) 44. Bin Sumaith (بن سميط) 45. Bin Sumaithan (بن سميطا) 46. As-Sirry (السرى) 47. Bin Sahal (بن سهل) 48. Asy-Syathiri (الشاطرى) 49. Syabsyabah (شبشبة) 50. Asy-Syilli (الشل) 51. Basyumailah (باشميلة) 52. Syahabuddin (شهاب الدين) 53. Basyaiban (باشيبان) 54. Bin Syaikh Abu Bakar bin Salim (ابن الشيخ أبى بكر بن سالم) 55. Asy-Syaikhon dan Aal Bin Syaikhon ( الشيخان بن شيخان) 56. Shahib Al-Hamra' (صاحب الحمراء) 57. Shahib Al-Hauthoh (صاحب الحوطة) 58. Shahib Asy-Syi'ib (صاحب الشعب) 59. Shahib Qasam (صاحب قسم) 60. Shahib Marbath (صاحب مربط) 61. Shahib Maryamah (صاحب مريمة) 62. Basurroh (باسرة) 63. Ash-Shulaibiyah (الصليبية) 64. Ash-Shafi al-Jufri (الصافى الجفرى) 65. Ash-Shafi As-Saqqaf (الصافى السقاف) 66. Aal-Thaha (ال طه) 67. Ath-Thahir (الطاهر) 68. Al-Adani (العدنى) 69. Azhamat Khan (عظمات خان) 70. Al-'Aqil (العقيل) 71. Ba'aqil (باعقيل) 72. Ba'alawi (باعلوى) 73. Aal-Ali Lala (علي للا) 74. Al-Atthas (العطاس) 75. Al-Aydrus (العيدروس) 76. Al-Aidid (العيديد) 77. Ba'umar (باعمر) 78. Al-Auhaj (الأوهج) 79. Al-Ba'bud (آل باعبود) 80. Al-Ghazali (الغزالى) 81. Al-Ghusnu (الغسن) 82. Al-Ghamri (الغمرى) 83. Balghaits (بالغيث) 84. Al-Ghaidhi (الغيضى) 85. Aal-Fad'aq (ال فدعق) 86. Bafaqih (بافقيه) 87. Bilfaqih (بالفقيه) 88. Al-Faqih Al-Muqaddam (الفقيه المقدم) 89. Bafaraj (بافرج) 90. Abu Futhaim (ابو فطيم) 91. Al-Fardy (الفردي) 92. Al-Qadri 93. Al-Quthban (القطبان) 94. Al-Qori' (القارئ) 95. Al-Kaf (الكاف) 96. Al-Muhdhar (المحضار) 97. Aal Al-Muhdhar (آل المحضار) 98. Al-Mahjub (المحجوب) 99. Al-Maknun (المكنون) 100. Al-Masyhur (المشهور) 101. Al-Marzaq (المرزاق) 102. Al-Maqaddy (المقدى) 103. Al-Muqaibil (المقيبل) 104. Al-Musyayyakh (المشياخ) 105. Al-Musawa (المساوى) 106. Al-Munawwar (المنور) 107. Al-Mudaihij (المديحج) 108. Al-Muthahhar (المطهار) 109. An-Nahwi (النحوى) 110. An-Nadhir (النظير) 111. Aal-Abu Numay (ال أبو نمى) 112. Al-Haddar (الهدار) 113. Al-Hadi (الهادى) 114. Al-Hinduan (الهندوان) 115. Baharun (باهرون) 116. Bahasyim (باهاشم) 117. Bin Yahya (بن يحيى) 1. Al-Ustadz al-A'dzam (الأستاذ الأعظم) Beliau adalah al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Shahib Marbath. Al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali dijuluki dengan gelar al-ustadz al-a'dzam karena beliau adalah seorang guru besar dan seorang sufi yang menjalankan thariqah kefakiran (hanya berhajat kepada Allah swt) dan bertasawuf dengan tasawuf yang bersih dan terpelihara dari hal-hal yang haram, berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah yang disyiarkan dengan ruh Islam dan tauhid. Al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali dikaruniai 5 orang anak lelaki yaitu Alwi al-Ghuyur, Ali, Ahmad, Abdullah dan Abdurahman. Dan yang meneruskan keturunanya hanya 3 orang yaitu: Alwi al-Ghuyur, Ali dan Ahmad. Al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali wafat di Tarim tahun 653 H. 2. Asadullah fi Ardhihi (أسادالله في أرضه) Beliau adalah waliyullah Muhammad bin Hasan at-Turobi bin Ali bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Dinamakan Asadullah fi Ardhihi dikarenakan Syaikh Muhammad Asadullah sangat tekun membaca al-Qur'an dan memahami maknanya. Beliau selalu bangun untuk beribadat kepada Allah pada waktu akhir sepertiga malam, sehingga beliau merasakan dirinya fana'. Beliau bersemangat untuk membaca al-Qur'an dan memahami maknanya serta merasakan kenikmatan pada dirinya jika sedang membaca al-Qur'an, sehingga beliau merasa sebagai seekor Singa dan berkata dalam keheningan malam dengan perkataan "Ana Asadullah fi Ardhihi " Dalam kitab al-Masyra' diceritakan bahwa beliau dikarunia 6 orang anak lelaki, dan 3 orang yang meneruskan keturunan beliau, yaitu: Abu Bakar Basyaiban (wafat tahun 800 Hijriyyah), Hasan, menurunkan keluarga: Jamalullail, Bin Sahal, Baharun, al-Junaid, al-Qadri dan as-Siri), wafat tahun 757 Hijriyyah, Ahmad, menurunkan keluarga: asy-Syatri, al-Habsyi dan Syanbal. Waliyullah Muhammad bin Hasan at-Turobi wafat tahun 778 H. 3. Al-A'yun (الأعين) Yang dijuluki al-A'yun di antaranya ialah waliyullah Alwi bin Abdullah bin Alwi bin Muhammad Mauladdawilah (datuk keluarga al-Muqaibil). Gelar al-A'yun diberikan karena beliau mempunyai warna hitam yang lebar pada biji matanya sehingga terlihat indah. 4. Al-Bar (البار) Yang pertama kali digelari al-Bar adalah waliyullah Ali bin Ali bin Alwi bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Alwi bin Ahmad bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Beliau digelari dengan al-Baar karena sangat taat (berbakti) kepada ibunya dengan sebenar-benarnya taat yang hal tersebut sedikit sekali dilakukan oleh anak terhadap ibunya. Beliau dinamakan dengan nama ayahnya (Ali bin Ali), karena ketika ayahnya wafat, ia masih dalam kandungan ibunya, beliau hanya taat kepada ibunya karena ayahnya telah wafat. Waliyullah Ali bin Ali al-Bar dikarunia tiga orang anak lelaki bernama: Abubakar, Abdullah dan Husin. Waliyullah Ali bin Ali al-Bar dilahirkan dan wafat di kota Dau'an, Hadramaut. 5. Al-Battah (البتاه) Mereka adalah anak cucu dari keluarga Syaikh Abu Bakar bin Salim dan datuk mereka ialah waliyullah Abu Bakar bin Ahmad bin Abdurahman bin Abi Bakar bin Ahmad bin Abi Bakar bin Abdullah bin Syaikhon bin Husein bin Syaikh Abu Bakar bin Salim. Dinamakan 'Battah' karena beliau dilahirkan di Battah sebuah kota yang terletak di sebelah Barat Sahil, Afrika Timur. 6. Al-Bahar (البحر) Mereka adalah keturunan dari keluarga al-Jufri. Datuk mereka adalah waliyullah Syaikhan bin Alwi bin Abdullah at-Tarisi bin Alwi al-Khawas bin Abu Bakar al-Jufri. Yang pertama kali digelari 'al-Bahar' adalah Waliyullah Saleh ayah dari Habib Hasan al-Bahar. Gelar yang disandang menurut asy-Syaikh Abdullah bin Semir dalam kitabnya Giladat an-Nahri yang berisi manakib al-Habib Hasan bin Saleh al-Bahar, menyatakan bahwa yang pertama kali diberi gelar al-Bahar adalah ayahnya, Soleh. Gelar tersebut diberikan karena tampaknya keramat beliau ketika sering berlayar di laut. Di samping itu gelar tersebut diberikan karena ilmu beliau luas seperti luasnya laut. Waliyullah Hasan bin Soleh al-Bahar dikarunia 5 orang anak lelaki yaitu: Muhammad, Abdullah, Ja'far, Abdul Qadir dan Soleh. 7. Al-Ibrahim (الإبراهيم) Yang pertama kali dijuluki al-Ibrahim ialah waliyullah Ibrahim bin Abdullah bin Abdullah bin Abdurahman as-Saqqaf. Sebab dinamakan al-Ibrahim karena nama tersebut dinisbatkan kepada nama kakeknya. Ibrahim merupakan nama Ibrani seperti Ismail, Ishaq, Yusuf dan Ya'qub yang kemudian nama tersebut dimasukkan ke dalam bahasa Arab. 8. Al-Barakat (البركات) Mereka adalah keturunan waliyullah Syekh bin Ali bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Disamping itu ada juga keturunan Barakat lain dari Waliyullah Barakat bin Ahmad asy-Syatiri. Pemberian gelar ini, dikarenakan datuk mereka mengharapkan berkah dan kebaikan dari Allah , maka banyak anak cucu beliau yang menjadi auliya'. Waliyullah Syech bin Ali Barakat wafat di Tarim tahun 813 H. 9. Al-Barum (الباروم) Barum adalah gelar yang dinisbahkan kepada keturunan waliyullah Hasan bin Muhammad bin Alwi bin Abdullah bin Ali bin Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Dinamakan dengan 'Barum' karena beliau diberi isyarat untuk pergi ke dusun Barum dan menetap serta menjadi sesepuh di sana disebabkan keberkahan ilmu dan kemuliaan beliau. Dusun Barum berjarak kira-kira 20 km dari kota Mukalla Hadramaut. Waliyullah Hasan Barum dikarunia empat orang anak laki bernama: Abdurahman, Umar, Ali dan Ahmad. Waliyullah Hasan Barum wafat di kota Tarim tahun 927 H. 10. Al-Bashri (البصرى) Beliau adalah waliyullah Ismail (Basri) bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa al-Muhajir. Bashri adalah anak kedua dari Ubaidillah bin Ahmad bin Isa. Anak pertama bernama Alwi, beliau kakek dari keluarga Ba'alawi, dan anak yang ketiga bernama Jadid. Dinamakan Bashri diambil dari nama kota yaitu Bashrah, yang kemudian beliau hijrah bersama keluarga dan kakeknya al-Imam Ahmad bin Isa al-Muhajir ke negeri Hadramaut. Gelar ini menjadi gelar beberapa keluarga Alawiyin yang datuknya bernama Bashri dan disebut mereka itu dengan al-Bin Bashri. Keturunan Bashri terputus pada awal abad ke-6 H. 11. Al-Babathinah (البباطنة) Yang pertama kali bergelar 'Babathinah' ialah waliyullah Abdurahman bin Ahmad bin Alwi bin Ahmad bin Abdurahman bin Alwi Amu al-Faqih. Beliau adalah pendiri masjid Babathinah di Tarim dan mempunyai sebuah perkebunan yang subur dan dinamakan Babathinah. Waliyullah Abdurahman bin Ahmad Babathinah dikarunia 4 orang anak, yaitu: Ahmad Chadijah, Umar Ahmar al-Uyun, Ali ash-Shonhazi dan Muhammad Maghfun. 12. Al-Bayti (البيتى) Gelar al-Bayti dinisbatkan ke Baiti Maslamah sebuah desa yang berjarak 10 km. dari kota Tarim. Gelar tersebut disandang oleh: Waliyullah Ali bin Alwi bin Ali bin Abu Bakar al-Fachir. Beliau dilahirkan di Bait al-Maslamah. Dikaruniai seorang anak lelaki yang bernama Muhammad, yang menurunkan keturunannya. Waliyullah Ali al-Bayti wafat di Bait al-Maslamah pada tahun 915 H. Waliyullah Abu Bakar bin Ibrahim bin al-Imam Abdurrahman Assegaf dilahirkan di kota Tarim. Dikaruniai 3 orang anak lelaki bernama: Ibrahim, Ahmad dan Ismail. Waliyullah Abu Bakar al-Bayti wafat tahun 905 H di kota Tarim. 13. Al-Biedh (البيض) Keluarga al-Biedh dinisbatkan kepada datuk mereka waliyullah Ahmad bin Abdurahman bin Husein bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Beliau dijuluki gelar ini karena beliau seorang yang menekuni puasa hari-hari putih, yaitu puasa pada hari ketiga belas, keempat belas dan kelima belas pada setiap bulan Qamariyah. Puasa tersebut beliau lakukan sebagai ittiba' terhadap Rasulullah saw. Waliyullah Ahmad bin Abdurhamnan al-Biedh dikarunia dua orang anak laki, bernama: Abdurahman dan Makhrus. Waliyullah Ahmad bin Abdurahman al-Biedh wafat di Syihir pada tahun 945 hijriyah. 14. Al-Babarik (الببارك) Beliau adalah waliyullah Ahmad Babarik bin Abdurrahman bin Muhammad bin Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Waliyullah Umar Babarik dilahirkan di kota Tarim. Dikarunia 3 orang anak lelaki yaitu: Hasan, Ali dan Umar. Sedangkan yang melanjutkan keturunan beliau adalah Umar di Surat, India. Waliyullah Ahmad Babarik wafat di kota Tarim. 15. At-Turobi (الترابى) Beliau adalah waliyullah Hasan bin Ali bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Diberi gelar at-Turobi , dikarenakan beliau seorang yang sangat tawadhu' dan mengumpamakan dirinya dengan tanah. Waliyullah Hasan at-Turobi bin Ali mempunyai seorang anak bernama Muhammad Asadullah. 16. Al-Bajahdab (الباجهداب) Mereka adalah keturunan waliyullah Ali Jahdab bin Abdurahman bin Muhammad bin Abdullah Ba'alawi bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Digelari dengan 'Bajahdab', karena beliau tinggal di desa Jahadabah , Yaman. Waliyullah Ali Jahdab bin Abdurahman dikaruniai 2 orang anak laki: Abud dan Muhammad al-Mualim. Muhammad al-Mualim mempunyai anak bernama Alwi. Salah satu keturunannya ada yang menjadi pemimpin keluarga Alawiyin (Naqib al-Alawi) yaitu Waliyullah Ahmad bin Alwi Bajahdab. Beliau wafat di Tarim tahun 973 H. 17. Jadid (جديد) Yang pertama kali diberi gelar "Jadid” ialah waliyullah Jadid bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa al-Muhajir. Beliau adalah anak ketiga dari Ubaidillah bin Ahmad bin Isa al-Muhajir. Dinamakan " Jadid ” karena keluarganya yang dipimpin oleh al-Muhajir Ahmad bin Isa hijrah dari Basrah ke tempat yang baru bernama Hadramaut. Keturunan Jadid terputus pada awal abad keenam Hijriyah. 18. Al-Djufri (الجفرى) Yang pertama kali dijuluki "al-Djufri " ialah waliyullah Abu Bakar bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Gelar yang disandang karena beliau dipanggil oleh datuk dari ibunya Waliyullah Abdurahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah dengan sebutan Djufratiy yang berarti anak kecil kesayangan yang berbadan gemuk dan kekar. Dan setelah dewasa ia menjadi seorang ahli dalam ilmu 'Jafar', suatu rumus-rumus yang menggunakan huruf dan angka yang ditulis di atas kulit Jafar (anak kambing). Pada suatu hari beliau kehilangan kitabnya yang berisi ilmu Jafar, beliau mencarinya sambil berkata Jafri (maksudnya kitab ilmu Jafarku). Maka mulai sejak itu beliau disebut al-Jufri. Waliyullah Abu Bakar bin Muhammad al-Djufri dilahirkan di kota Tarim, dikaruniai lima orang anak lelaki yaitu: Muhammad, Abdullah, Ahmad, Alwi al-Khawas dan Umar. Dari kelima anak yang terputus keturunannya adalah Muhammad dan Abdullah, sedangkan dari ketiga anaknya yang lain menurunkan keturunan al-Djufri seperti: al-Kaf, ash-Shafi dan al-Bahar. Waliyullah Abu Bakar bin Muhammad al-Djufri wafat di kota Tarim pada tahun 860 H. 19. Djamalullail (جمال الليل) Djamalullail adalah gelar untuk waliyullah al-Imam Muhammad bin Ahmad bin Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam (keturunan terputus) dan al-Imam Muhammad bin Hasan al-Mua'alim bin Muhammad Asadilah bin Hasan at-Turabi. Gelar yang disandang karena mereka selalu mengisi malam-malam harinya dengan ibadah, baik shalat tahajud dan shalat-shalat sunnah lainnya serta membaca al-Qur'an, shalawat , doa serta dzikir lainnya yang dilakukan selama hidupnya. Karena itu beliau digelari dengan Djamalullail. Waliyullah Muhammad Djamalullail dilahirkan di kota Tarim, dikarunia 2 orang anak lelaki: Abdullah bin Muhammad Djamalullail. Dari kedua cucunya Abdullah bin Ahmad dan Muhammad bin Ahmad menurunkan al-Djamalullail yang berada di Hadramaut, Makkah dan India serta sebagian di Aceh dan pulau Jawa. Ali bin Muhammad Djamalullail, menurunkan keturunan leluhur al-Qadri, al-Asiry, al-Baharun dan al-Junaid. Waliyullah Muhammad Djamalullail wafat di kota Tarim pada tahun 845 H. 20. Bin Jindan (بن جندان) Mereka adalah dari keluarga asy-Syaikh Abu Bakar bin Salim, yang dinisbatkan kepada keturunan waliyullah Ali bin Muhammad bin Husein bin Syaikh Abi Bakar bin Salim. Jindan adalah gelar untuk kakek mereka, dan mereka masing-masing menamakan dengan Bin Jindan yaitu anak cucu dari Syaikh Abi Bakar bin Salim. Waliyullah Ali bin Muhammad bin Husien bin Syaikh Abi Bakar wafat di Inat sekitar tahun 1200 H. 21. Al-Jannah (الجنة) Yang pertama kali dijuluki 'al-Jannah' ialah waliyullah Muhammad bin Hasan bin Abdullah bin Harun bin Hasan bin Ali bin Muhammad Jamalullail. Gelar yang disandang, dikarenakan beliau seorang terkenal dengan ilmu, kemuliaan, dan ibadahnya. Menurut shohib al-Masyra' dinamakan al-Jannah karena beliau banyak berdoa dan sangat merindukan surga. Dan Allah mengabulkan doa dan kerinduannya tersebut. 22. Al-Djunaid (الجنيد) Al-Junaid ialah gelar yang dinisbatkan kepada keturunan waliyullah Abu Bakar bin Umar bin Abdullah bin Harun bin Hasan bin Ali bin Muhammad Jamallullail bin Hasan al-mu'alim Muhammad Asadillah bin Hasan at-Turabi. Dinamakan Djunaid dengan maksud tabarukkan agar kelak menjadi waliyullah seperti waliyullah yang bernama Djunaid bin Muhammad seorang Sayid ath-Thaifah ash-Shufiyah yang terkenal. Waliyullah Abu Bakar al-Junaid dilahirkan di kota Tarim tahun 1053 H. Dikaruniai 5 orang anak dan hanya 1 anak yang meneruskan keturunannya yaitu Ali bin Abu Bakar al-Junaid. Keturunannya ada di kota Tarim dan Singapore. Waliyullah Abu Bakar al-Junaid wafat di kota Tarim. 23. Al-Djunaid al-Akhdor (الجنيد الأحضار) Mereka adalah keturunan waliyullah al-Djunaid al-Achdor bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad Qasam bin Alwi asy-Syaibah bin Abdullah bin Ali bin Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Gelar yang disandang karena kakek beliau memberi nama Djunaid dengan maksud tabarukkan agar kelak menjadi waliyullah seperti waliyullah yang bernama Djunaid bin Muhammad seorang Sufiyah yang terkenal. Waliyullah Djunaid Achdor dilahirkan di Qasam , dikarunia 5 orang anak lelaki, 3 di antaranya meneruskan keturunannya yaitu: Syaich, Ahmad dan Muthahhar. Waliyullah Djunaid Achdor wafat di gasam pada tahun 1032 H. 24. Al-Jailani (الجيلانى) Mereka adalah keturunan waliyullah Muhammad bin Ahmad bin Alwi aسغ-Syaibah bin Abdullah bin Ali bin Abdullah Ba'alawi. Diberi gelar 'Jailani' , sebagai tabarukkan kepada Syaikh Abdul Qadir Jailani. Jailani adalah suatu tempat yang berada di negeri Parsi. Waliyullah Muhammad bin Ahmad mempunyai anak bernama Syech, Hadar, Ahmad dan Abdurahman (kakek dari keluarga al-Junaid al-Akhdor). 25. Al-Hamid Mereka keturunan dari waliyullah al-Hamid bin asy-Syaikh Abi Bakar bin Salim. Gelar al-Hamid disandang karena ayahnya menginginkan anaknya menjadi orang yang bersyukur kepada Allah swt. dengan selalu memuji-Nya. Waliyullah Hamid al-Hamid dilahirkan di kota Inat, beliau dikaruniai 8 orang anak lelaki dan yang meneruskan keturunan hanya 5 orang, yaitu: Muthahhar, keturunannya adalah al-Aqil Muthahhar, Umar, keturunannya adalah as-Salim bin Umar (sebagian besar di Indonesia), Abdullah, Abu Bakar dan Alwi. Waliyullah al-Hamid bin Syaich Abu Bakar wafat di Inat tahun 1030 H. 26. Al-Habsyi (الحبشى) Mereka adalah keturunan waliyullah Abu Bakar bin Ali bin Ahmad bin Muhammad Asadillah bin Hasan at-Turabi bin Ali bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Gelar yang disandang dikarenakan beliau sering bepergian ke kota Habasyah di Afrika dan beliau pernah tinggal di sana selama 20 tahun untuk dakwah Islam. Waliyullah Abi Bakar bin Ali al-Habsyi lahir di kota Tarim, dikarunia seorang anak laki yang bernama Alwi. Alwi mempunyai 5 orang anak lelaki, 2 di antaranya menurunkan keturunannya, yaitu: 1. Ali , keturunannya berada di kota Madinah. 2. Muhammad al-Ashgor, mempunyai 4 orang anak: Umar (keturunannya terputus di Tarim), Ali (keturunannya sedikit di Makkah), Abdurrahman, keturunannya berada di Palembang, Jambi , Siak dan Aceh, Ahmad Shahib Syi'ib, mempunyai 9 orang anak: 1. Al-Hasan, keturunannya disebut al-Habsyi ar-Rausyan. 2. Hadi, mempunyai dua orang anak bernama: Idrus, meneruskan keturunan al-Habsyi as-Syabsyabah (di antara keturunannya adalah waliyullah al-Habib Nuh bin Muhammad bin Ahmad al-Habsyi di Singapura) dan Abdurahman, adalah datuk waliyullah al-Habib Ali al-Habsyi Kwitang (silsilah beliau lihat di Biografi Habib Ali bin Abdurahman al-Habsyi). 3. Alwi, keturunannya disebut al-Ahmad bin Zain adalah datuk waliyullah al-Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi (Ampel Qubbah Surabaya) 4. Husein, mempunyai dua orang anak yaitu: Shodiq (keturunannya di Hadramaut, Surabaya dan Malaka), Muhammad (salah satu keturunannya adalah waliyullah al-Habib Alwi bin Ali bin Muhammad al-Habsyi, Masjid Ar-Riyadh, Solo), Idrus (keturunannya di Yafi' dan India), Hasyim, Syaich (keturunannya di Lihij dan Dasinah), Muhammad dan Umar. Waliyullah Abu Bakar bin Ali bin Ahmad wafat di kota Tarim tahun 857 H. 27. Al-Haddad (الحداد) Yang pertama kali dijuluki al-Haddad ialah waliyullah Ahmad bin Abi Bakar bin Ahmad Masrafah bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi 'Ammu al-Faqih. Al-Habib Ahmad bin Abi Bakar adalah seorang waliyullah yang menyembunyikan kewaliannya. Beliau digelari dengan al-Haddad karena sering bergaul dengan seorang pandai besi dan sering berada di tempat penempaan besi. Selain beliau ada pula seseorang yang bernama Ahmad dari golongan Alawiyin yang terkenal dan mempunyai banyak pengikut dan menyebut al-Habib Ahmad bin Abi Bakar dengan al-Haddad (pandai besi). Al-Habib Ahmad bin Abi Bakar menjawab sebutan tersebut dengan memperlihatkan karomahnya, sehingga orang-orang mengetahui bahwa beliau adalah seorang waliyullah yang mempunyai derajat tinggi dan hati mereka tertempa dengan kejadian tersebut. Maka mereka menyebut al-Habib Ahmad bin Abi Bakar dengan al-Haddad (penempa kalbu). Waliyullah Ahmad al-Haddad dilahirkan di kota Tarim, dikaruniai seorang anak lelaki yang bernama Alwi. Keturunan yang ke-31 dari Rasulullah saw. ialah waliyullah al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad (Sohib Ratib al-Haddad). Al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad bersaudara dengan al-Habib Umar bin Alwi al-Haddad. Keduanya tidak pernah datang ke Indonesia. Keturunan al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad banyak berada di Jawa Timur, sedangkan keturunan al-Habib Umar bin Alwi al-Haddad sebagian besar berada di Pasar Minggu (termasuk al-Habib Alwi bin Thahir al-Haddad). Waliyullah Ahmad bin Abi Bakar wafat di kota Tarim tahun 870 H. 28. Al-Bahasan/Banahsan ( الباحسن/ بانحسن) Gelar Bahasan disandang oleh: 1) Keluarga Bahasan (Banahsan) as-Sakran , yaitu: Hasan bin Ali bin Abi Bakar as-Sakran (Kerajaan Siak yang dikenal dengan keluarga Bin Shahab) 2) Keluarga Bahasan Faqis, yaitu: Hasan bin Abdullah bin Abdurahman as-Saqqaf. 3) Keluarga Bahasan ath-Thowil, yaitu: Hasan bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurahman bin Alwi ('Ammu al-Faqih) 4) Keluarga Bahasan Jamalullail, yaitu: Muhammad bin Abdullah bin Muhammad. 29. Bahusein (باحسين) Mereka adalah keturunan waliyullah Ahmad bin Husein bin al-Imam Abdurahman Assegaf dan Ali bin Husein bin Ali bin Alwi bin Muhammad Mauladdawilah. Waliyullah Husein bin al-Imam Abdurahman as-Saqqaf dilahirkan di Tarim, dikaruniai 6 orang anak lelaki, dan yang meneruskan keturunannya tiga orang: Abdurahman, menurunkan keturunan leluhur al-Bahsein dan al-Musawa, Ahmad, yang menurunkan keturunan leluhur Ahmad bin Husein al-Karbiy dan Ali Makki, menurunkan keturunan leluhur Muhammad az-Zaitun, al-Bahusein. Waliyullah Husein al-Bahsein wafat di Tarim tahun 896 H. 30. Al-Hiyyed (الحيد) Mereka adalah keturunan dari waliyullah Abu Bakar bin Hasan bin Husein bin Syaikh Abu Bakar bin Salim. Mereka diberi gelar al-Hiyyed karena datuk mereka bertempat tinggal di suatu tempat yang bernama Hiyyed di lereng gunung di Inat. Waliyullah Abdullah bin Abu Bakar lahir di Inat, dikaruniai seorang anak lelaki bernama Abu Bakar yang menurunkan keturunan al-Hiyyed di Indonesia. Beliau wafat di kota Inat tahun 1169 H. 31. Al-Khirrid (الخريد) Mereka adalah keturunan waliyullah Alwi bin Muhammad Hamidan bin Abdurrahman bin Muhammad bin Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Dinamakan al-Khirrid karena beliau sering beribadah di Gua Khirrid di pegunungan Aqrun di Tarim. Ibadah yang dilakukannya antara lain bertafakur dengan akal dan hati serta ibadah jasad seperti yang dilakukan Rasul di gua Hira. Waliyullah Alwi al-Khirrid wafat di Tarim tahun 808 H. 32. Al-Khaneman (الخينما) Mereka adalah keturunan yang dinisbahkan kepada waliyullah Ahmad bin Umar bin Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar al-Wara' bin Ahmad bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Gelar al-Khaneman berasal dari kata Khanam, sebagian penduduk Hadramaut menisbatkan kata tersebut kepada jenis buah kurma yaitu kurma chanam. Akan tetapi tidak diketahui apakah hal tersebut berhubungan dengan gelar di atas. Waliyullah Ahmad bin Umar Khaneman dikarunia 2 orang anak laki bernama: Umar dan Abdullah. Waliyullah Ahmad bin Umar Khaneman wafat di kota Tarim tahun 893 H. 33. Aal-Khamur (الخمور) Al-Khamur ialah gelar yang dinisbatkan kepada keturunan waliyullah Saleh bin Hasan bin Husein bin Syaikh Abi Bakar bin Salim. Gelar tersebut disandang karena datuk mereka bermukim di Khamur, suatu tempat yang terkenal di sebelah Barat Syibam. 34. Maula Khailah (مولى خيلة) Yang pertama kali diberi gelar Maula ،hailah ialah waliyullah Abdurahman bin Abdullah bin Alwi bin Muhammad Mauladdawilah. Gelar tersebut disandang karena beliau bermukim di daerah pegunungan Khailah yang terkenal di sebelah Barat kota Tarim. Khailah berasal dari kata Khala yang berarti memelihara. Untuk selanjutnya kata tersebut diberikan kepada orang-orang yang memelihara ibadahnya. Waliyullah Abdurahman Maula Khailah wafat di Tarim tahun 914 H. 35. Al-Khuun (الخون) Yang pertama kali dijuluki al-Khuun ialah waliyullah Alwi bin Abdurahman bin Muhammad bin Abdullah Ba'alawi. Beliau diberi gelar al-Khuun, dikarenakan beliau tinggal di desa al-Khuun yang terletak sebelah Timur Hadramaut. Keturunan waliyullah Alwi bin Abdurahman terputus pada abad ke-12 H. 36. Mauladdawilah (مولى الدويلة) Beliau adalah waliyullah Muhammad Maula al-Dawilah bin Ali bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Diberi gelar Mauladdawilah karena beliau bermukim di dusun Yabhar dekat makam nabi Hud as. di bagian Timur Hadramaut. Waliyullah Muhammad Mauladdawilah bersama para pengikutnya membangun rumah di dusun tersebut. Maka dusun Yabhar yang awalnya sepi menjadi ramai. Dusun itu disebut ad-Dawilah yang artinya dusun lama. Waliyullah Muhammad digelari Mauladdawilah artinya pemimpin dusun Dawilah. Puteranya yang bernama Abdurahman as-Saqqaf membangun pula sebuah kota di dekatnya yang dinamakan Yabhar. Desa yang pertama disebut Yabhar lama sedangkan desa yang kedua disebut Yabhar baru. Selanjutnya nama Mauladdawilah dikhususkan untuk anak Muhammad Mauladdawilah selain Syaikh Abdurahman as-Saqqaf yang mempunyai gelar khusus. Waliyullah Ahmad Mauladdawilah dilahirkan di kota Yabhar. Dikaruniai 4 orang anak lelaki yaitu: Abdurahman as-Saqqaf, Ali, Abdullah dan Alwi. Waliyullah Muhammad Mauladdawilah wafat di Tarim tahun 765 H. 37. Adz-Dzi'bu (الذئب) Yang pertama kali dijuluki adz-Dzi'bu ialah waliyullah Muhammad bin Salim bin Ahmad bin Husein bin Syaikh Abu Bakar bin Salim. Gelar yang disandang dikarenakan beliau berkelahi dengan seekor srigala yang menyerang sekumpulan kambing mereka dan beliau berhasil menangkap Srigala itu. Karena itulah beliau disebut adz-Dzi'bu. 38. Baraqbah (بارقبة) Mereka adalah keturunan waliyullah Umar bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Mengenai gelar ini tidak didapat keterangan yang jelas, apakah beliau mempunyai pundak yang kuat, yang dalam bahasa Arab disebut Raqbah atau berhubungan dengan suatu tempat yang terdapat sumur dan pohon kurma dekat kota Tarim yang disebut 'Baraqbah'. Waliyullah Umar Baraqbah dilahirkan di Tarim, dikaruniai seorang anak lelaki bernama Abdurahman. Beliau wafat tahun 895 H. 39. Ar-Rukhailah (الرخيلة) Yang pertama kali dijuluki ar-Rukhailah ialah waliyullah Muhammad bin Umar bin Ali bin Umar bin Ahmad bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Gelar yang disandang karena beliau seorang yang tidak memiliki apa-apa, hanya mempunyai seekor anak kambing yang dalam bahasa Arabnya ar-Rakhilah. Kambing kesayangannya itu dipotong ketika ia menjamu makan tamunya. Tatkala beliau mengetahui bahwa hidangan itu habis tidak tersisa untuk keluarganya, beliau memohon kepada Allah swt. agar kambing itu dihidupkan kembali sebagai rizki untuknya. Allah mengabulkan doanya dengan dihidupkan kembali kambingnya. Waliyullah Muhammad ar-Rakhilah dikarunia 5 orang anak lelaki yaitu: Hasan, Ali, Husin, Alwi , Salim. Yang meneruskan keturunannya bernama Salim yang biasa dikenal dengan ar-Rukhailah Ba'Umar melalui anaknya yang bernama Umar. Umar mempunyai 2 anak yaitu Muhammad Ba'Umar (keturunannya di Indonesia) dan Ali Ba'Umar (keturunannya di Zailah Afrika). Waliyullah Muhammad ar-Rukhailah wafat di kota Tarim. 40. Az-Zahir (الزاهر) Mereka adalah keturunan waliyullah az-Zahir bin Husin bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Syahabuddin al-Ashghor bin Abdurahman bin Syahabuddin al-Akbar. Dan gelar az-Zahir dinisbatkan juga kepada keturunan waliyullah Abdullah bin Muhammad al-Masyhur bin Ahmad bin Muhammad bin Syahabuddin al-Ashghor. Kedua keluarga tersebut bertemu pada al-Habib Muhammad bin Ahmad Syahabuddin al-Ashghor. Gelar yang disandang karena cahaya wajah beliau yang indah berseri, indah dan jernih apalagi ketika beliau sedang berada di majlis memberikan pelajaran/nasehat. Waliyullah Muhammad bin Ahmad az-Zahir lahir di kota Tarim, dikarunia 2 orang anak lelaki, satu di antaranya bernama Abdullah yang menurunkan keturunan az-Zahir yang berada di Indonesia. Waliyullah Muhammad bin Ahmad az-Zahir wafat di Tarim tahun 1203 H. 41. Basakutah (باسكوتة) Mereka adalah keturunan waliyullah Hasan bin Ahmad Masrafah bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurahman bin Alwi 'Ammu al-Faqih. Diberi gelar Hasan Sakutah atau dengan Basakutah, dikarenakan beliau seorang laki-laki yang banyak diam dan sedikit berbicara, dan jika berbicara hanya mengeluarkan kata-kata yang baik saja. 42. As-Saqqaf / Assegaf (السقاف) Yang pertama kali digelari as-Saqqaf ialah waliyullah al-Muqaddam ats-Tsani al-Imam Abdurahman bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Gelar yang disandang karena beliau sebagai pengayom para wali pada zamannya agar terhindar dari perkara bid'ah. Para ulama ahli hakikat dan para wali yang bijaksana menamakan beliau 'as-Saqqaf', karena beliau menutup hal keadaannya dari penduduk di zamannya. Beliau sangat benci dengan kesohoran. Ketinggian derajat beliau dari para wali di zamannya bagaikan kedudukan atap bagi rumah. Beliau dilahirkan di kota Tarim, dikarunia 13 anak lelaki, dan 7 orang meneruskan keturunannya yaitu: Abu Bakar as-Sakran, Alwi, Ali, Aqil, Abdullah, Husein dan Ibrahim. Waliyullah Abdurahman as-Saqqaf wafat di Tarim tahun 819 H. 43. As-Sakran (السكران) Beliau adalah Abu Bakar bin Abdurahman al-saqqaf bin Muhammad Mauladdawilah. Digelari dengan as-Sakran, karena beliau mabuk dengan cintanya kepada Allah swt. Waliyullah Abu Bakar as-Sakran dikarunia 5 orang anak lelaki, yaitu: Muhammad al-Akbar, Hasan, Abdullah, Ali, dan Ahmad. Dari ketiga anaknya yang bernama Abdullah, Ali dan Ahmad menurunkan keluarga al-Aydrus, Syahabuddin, al-Masyhur, al-Hadi, al-Wahath, al-Munawar. Waliyullah Abu bakar as-Sakran wafat di Tarim tahun 821 H. 44. Bin Sumaith (بن سميط) Yang pertama kali digelari al-Bin Sumaith ialah waliyullah Muhammad bin Ali bin Abdurahman bin Ahmad bin Alwi bin Ahmad bin Abdurahman bin Alwi 'Ammu al- Faqih. Gelar yang disandang karena di masa kecilnya ia dipakaikan oleh ibunya sebuah kalung dari benang yang biasa dipakai oleh anak kecil dan biasa disebut Sumaith. Ketika sedang berjalan kalung itu jatuh dan sang ibu enggan berbalik untuk mengambilnya. Ibu dan puteranya berjalan terus dan membiarkan kalung itu tertinggal, sedangkan orang-orang yang menyaksikan kejadian tersebut mengira sang ibu tidak mengetahui kalau kalung anaknya jatuh dan berusaha memberitahu dengan berteriak Sumaith. Maka semenjak itu anak tersebut dijuluki Semith. Waliyullah Muhammad bin Semith lahir di kota Tarim, dikaruniai seorang anak lelaki bernama Abdullah yang menurunkan keturunannya di Tarim, Syibam, Taribah, Goroh (Hadramaut), Zanzibar dan Indonesia (Kalimantan, Manado, Sumba, Denpasar, Madura, Jakarta, Surabaya, Semarang, Pekalongan). Waliyullah Muhammad bin Semith wafat di Tarim tahun 950 H. 45. Bin Sumaithan (بن سميطا) Yang pertama kali dijuluki al-Bin Semithan ialah waliyullah Ahmad bin Muhammad bin Alwi bin Muhammad Mauladdawilah. Gelar yang disandang, dikarenakan beliau seorang lelaki yang giat, mempunyai tumbuh kecil dan bertempat tinggal di suatu Badiyah Hadromiyah yang penduduknya merupakan orang yang giat bekerja. 46. As-Sirry (السرى) Mereka adalah keturunan waliyullah Ali bin Umar bin Abdullah bin Harun bin Hasan bin Ali bin Muhammad Jamalullail bin Hasan al-Mualim bin Muhammad Asadillah bin Hasan at-Turabi bin Ali bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Beliau diberi gelar dengan as-Sirry sebagi tabarruk kepada seorang waliyullah yang termasyhur yaitu asy-Syaikh as-Sirri as-Saqthi. Waliyullah Ali as-Sirri lahir di kota Tarim, dikarunia 3 orang anak lelaki: Ahmad, Aqil dan Umar. Waliyullah Ali as-Sirri wafat di kota Tarim tahun 1053 H. 47. Bin Sahal (بن سهل) Mereka bernasab kepada waliyullah Sahal bin Ahmad bin Abdullah bin Muhammad Jamalullail bin Hasan bin Muhammad Asadillah bin Hasan at-Turabi. Beliau dinamakan Sahal karena bertabarruk kepada as-Sayid Sahal at-Tastari. Waliyullah Sahal bin Ahmad lahir di kota Tarim dan wafat pada tahun 973 H, dikaruniai 3 anak lelaki, 2 di antaranya meneruskan keturunan belia yaitu Alwi dan Ahmad. 48. Asy-Syathiri (الشاطرى) Mereka adalah keturunan waliyullah Alwi bin Ali bin Ahmad bin Muhammad Asadilah bin Hasan Atturabi bin Ali bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Gelar yang disandang karena beliau selalu membagi dua harta yang dimilikinya kepada saudara kandungnya al-Habib Abu Bakar al-Habsyi. Membagi dua dalam bahasa Arabnya adalah Syathara. Waliyullah Alwi asy-Syathiri lahir di Tarim dan wafat pada tahun 843 H, dikarunia 5 orang anak lelaki, dan 2 di antaranya yang meneruskan keturunan, yaitu: Muhammad dan Umar. 49. Syabsyabah (شبشبة) Mereka adalah keturunan waliyullah Idrus bin al-Hadi bin Ahmad Shahib Syi'ib bin Muhammad al-Ashghor bin Alwi bin Abi Bakar al-Habsyi. Syabsyabah adalah nama dari satu jenis pohon kurma yang istimewa dan masyarakat lebih suka kalau kurma itu dalam keadaan mengkal (setengah matang). Al-Habib Idrus bin al-Hadi dinamakan Syabsyabah karena beliau mempunyai pohon kurma tersebut sebagai hasil kerja keras orang tua mereka. 50. Asy-Syilli (الشل) Mereka adalah keturunan waliyullah Abdullah bin Abu Bakar bin Alwi asy-Syaibah bin Abdullah bin Ali bin Abdullah Ba'alawi. Datuk mereka digelari dengan 'Syilli' sebagai فعل الأمر dengan makna 'bawalah atau ambillah'. Tidak didapat keterangan yang jelas mengenai pemberian gelar ini. Waliyullah Abdullah bin Abi Bakar asy-Syilli dikarunia tiga orang anak laki bernama: Abubakar, Ahmad dan Aqil. Dari anaknya yang bernama Abu bakar dikarunia cicit yang bernama Muhammad bin Abi bakar bin Ahmad bin Abi Bakar bin Abdullah asy-Syili, penulis kitab al-Masra' ar-Rawi yang berisi biografi tokoh ulama Alawiyin. 51. Basyumailah (باشميلة) Mereka bernasab kepada waliyullah Abu Bakar bin Abdullah bin Abdurahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah. Pada zamannya tersebar berita bahwa beliau telah mendapatkan karomah dari Allah swt. Beliau adalah seorang yang hidupnya selalu dalam kesulitan dan hidup sebagai seorang zahid. Dalam perjalanannya menuju Mekkah untuk menunaikan ibadah haji, beliau ketinggalan kapal yang akan dinaikinya, timbullah rasa sedih dan sesal pada dirinya karena khawatir tidak dapat menunaikan ibadah haji, sedangkan yang ada pada dirinya hanya sehelai selimut (syamilah), lalu waliyullah Abu Bakar menghamparkan syamilahnya di tepi pantai lalu naik ke atasnya, maka meluncurlah selimut itu dengan cepat hingga mendahului kapal yang meninggalkannya. Kejadian tersebut disaksikan oleh banyak orang, maka sejak itu beliau dinamakan dengan Basyumailah. Waliyullah Abu Bakar Basymilah lahir di kota Tarim, dikarunia 2 orang anak lelaki yaitu Ahmad dan Abdullah. Beliau wafat di kota Tarim tahun 843 H. 52. Syahabuddin (شهاب الدين) Yang pertama kali dijuluki Syahabuddin ialah waliyullah Ahmad bin Abdurahman bin Ahmad Syahabuddin bin Abdurahman bin asy-Syaikh Ali bin Abu Bakar as-Sakran bin Abdurahman Assegaf. Syahabuddin adalah gelar yang dinisbahkan kepada para ulama yang agung dan terkenal dengan keluasan ilmu mereka dan banyak mempunyai karya tulisan pada zamannya. Al-Habib Ahmad Syahabuddin al-Akbar dan cucu beliau al-Habib Ahmad Syahabuddin al-Ashghor adalah dua orang waliyullah yang terkenal dan pantas menggunakan gelar tersebut, maka keduanya diberi gelar Syahabuddin. Hal itu disebabkan keagungan dan keluasan ilmu mereka. Bagi setiap anak cucu al-Habib Syahabuddin al-Ashghor disebut Bin Syahab kecuali beberapa keluarga mereka yang dikenal dengan gelar lain seperti al-Masyhur dan az-Zahir. Adapun Aal-al-Hadi, mereka adalah anak cucu pamannya yaitu al-Habib Muhammad al-Hadi bin Ahmad Syahabuddin al-Akbar dan anak cucu saudaranya al-Hadi bin Abdurahman bin Ahmad Syahabuddin al-Akbar. Waliyullah Syahabudin al-Akbar lahir di kota Tarim, dikarunia 3 orang anak lelaki: 1. Muhammad al-Hadi, keturunannya al-Bin Syahab al-Hadi. Cucunya bernama: Ali bin Idrus bin Muhammad al-Hadi yang keturunannya berada di Palembang, Jakarta dan Pekalongan, Syihabuddin bin Idrus bin Muhammad al-Hadi, keturunannya berada di Malaysia dan Singapura, Umar, keturunannya asy-Syahab al-Mahjub (Palembang). 2. Abdurahman al-Qadi bin Syahabudin al-Akbar, dikarunia 4 orang anak lelaki (Abu Bakar, keturunannya di Zhufar, Amman, Palembang, Abdullah, keturunannya di Malabar, Muhammad al-Hadi bin Abdurahman al-Qadhi, keturunannya disebut al-Hadi. 3. Syahabuddin bin Abdurahman al-Qadhi (Ahmad Syahabuddin al-Ashgor), keturunannya ialah aal-Bin Husein, aal-Bin Idrus, aal-Bin Zain. Waliyullah Ahmad Syahabuddin al-Ashgor wafat di Tarim tahun 1036 H danwafat tahun 946 H, keturunannya ialah al-Masyhur dan az-Zahir. 53. Basyaiban (باشيبان) Mereka bernasab kepada waliyullah Abu Bakar bin Muhammad Asadillah bin Hasan at-Turabi bin Ali bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Syaiban berasal dari kata asy-Syaibu yang artinya beruban. Beliau diberi gelar dengan asy-Syaiban karena berusia lanjut dan mempunyai rambut putih, hal tersebut menambah kebesaran dan kewibawaan beliau. Waliyullah Abu Bakar Basyaiban lahir di kota Tarim dan wafat di Tarim tahun 807 H, dikarunia 2 orang anak lelaki, satu di antaranya yaitu: Ahmad Basyaiban. 54. Bin Syaikh Abu Bakar bin Salim (ابن الشيخ أبى بكر بن سالم) Yang pertama kali dijuluki asy-Syaich Abu Bakar Bin Salim ialah waliyullah Abu Bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurahman bin Abdullah bin al-Imam Abdurahman Assegaf. Gelar yang disandang karena beliau seorang guru besar dalam ilmu agama dan seorang pemimpin. Beliau adalah seorang sufi yang bergelar wali quthub. Waliyullah Syaikh Abu Bakar bin Salim lahir di kota Tarim pada tahun 919 H, dikaruniai 13 anak lelaki dan yang menurunkan keturunannya 9 orang anak, bernama: Husin, Hamid, Umar, Hasan, Ahmad, Soleh, Ali, Syaikhon, Abdullah. Dari anak-anaknya tersebut di antaranya menurunkan keluarga al-Hamid, al-Muhdhar, al-Hiyyed, al-Khamur, al-Haddar, Abu Futhaim, dan Bin Jindan. Waliyullah Syaich Abu Bakar bin Salim wafat di kota Inat tahun 992 H. 55. Asy-Syaikhon dan Aal Bin Syaikhon ( الشيخان بن شيخان) Keluarga asy-Syaikhon dan Bin Syaikhon disandang oleh beberapa waliyullah, di antaranya: 1. Aal-Bin Syaikhon: Syaikhon bin Muhammad bin Syaikhon bin Muhammad bin Syaikhon bin Husein bin Ahmad shohib Syi'ib bin Muhammad bin Alwi bin Abi Bakar al-Habsyi. 2. Asy-Syaikhon: Bin Aqil bin Salim (Saudara Syaikh Abu Bakar bin Salim) 3. Asy-Syaikhon: Bin Husein bin Syaikh Abu Bakar bin Salim 4. Asy-Syaichon: Bin Abdullah Abud bin Ali bin Muhammad Mauladdawilah dari keluarga Ba'bud. 5. Asy-Syaichon: Bin Ali bin Hasyim bin Syekh bin Muhammad bin Hasyim (dari keluarga Bahasan). 56. Shahib Al-Hamra' (صاحب الحمراء) Yang pertama kali dijuluki Shahib al-Hamra ialah waliyullah Umar bin Abdurahman bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Gelar yang disandang, dikarenakan beliau tinggal di Hamra nama kota yang terkenal di Yaman. Keturunan waliyullah Umar bin Abdurahman adalah keluarga Balghaits. 57. Shahib Al-Hauthoh (صاحب الحوطة) Yang pertama kali dijuluki Shahib al-Hauthoh ialah waliyullah Ali bin Muhammad bin Abdullah bin al-Faqih Ahmad bin Abdurahman bin Alwi 'Ammu al-Faqih. Gelar yang disandang, dikarenakan beliau tinggal di Hauthoh daerah yang terletak sebelah Barat kota Tarim, Hadramaut. 58. Shahib Asy-Syi'ib (صاحب الشعب) Yang pertama kali dujuluki Shahib asy-Syi'ib ialah waliyullah Ahmad bin Muhammad al-Asghor bin Alwi bin Abi Bakar al-Habsyi. Gelar yang disandang, dikarenakan beliau dimakamkan di Syi'ib. Di tempat itu pula dimakamkan kakeknya al-Imam al-Muhajir Ahmad bin Isa. Daerah tersebut terletak di antara kota Tarim dan Seiwun. 59. Shahib Qasam (صاحب قسم) Yang pertama kali dijuluki Shahib Qasam ialah waliyullah Ahmad bin Alwi Syaibah bin Abdullah bin Ali bin Abdullah Ba'alawi. Gelar yang disandang, dikarenakan beliau pindah dari Tarim ke Qasam. Qasam merupakan kota yang didirikan oleh al-Imam Ali Khali' Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa. Di kota tersebut beliau menanam pohon kurma untuk mengingatkannya terhadap kota Qasam di Bashrah yang merupakan milik kakeknya al-Muhajir Ahmad bin Isa. Waliyullah Ahmad Qasam bin Alwi Syaibah dikarunia 5 orang anak laki, bernama: Alwi, Husin, Abu Bakar, Abdurahman, Abdullah dan Muhammad (menurunkan keluarga al-Junaid al-Akhdhor) 60. Shahib Marbath (صاحب مربط) Yang pertama kali dijuluki Shahib Marbath ialah waliyullah Muhammad bin Ali bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa al-Muhajir. Gelar yang disandang, dikarenakan beliau tinggal di Marbath Zhufar, sebelumnya beliau tinggal di Tarim yang dinamakan dengan Zhufar Lama. 61. Shahib Maryamah (صاحب مريمة) Yang pertama kali dijuluki Shahib Maryamah ialah waliyullah Ahmad bin Alwi bin Abdurahman Assegaf. Gelar yang disandang , dikarenakan beliau tinggal di Maryamah suatu kota yang terletak dekat Seiwun. 62. Basurroh (باسرة) Mereka adalah keturunan waliyullah Ahmad al-Mualim bin Hasan bin ath-Thawil bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad al-Faqih bin Abdurahman bin Alwi 'Ammu al-Faqih. Diberi gelar Basuroh karena beliau memiliki sebuah bungkusan (surrah) yang selalu dijaga dan dibawa ke mana saja beliau pergi, sehingga semua orang mengira bungkusan itu berisi barang-barang berharga. Akan tetapi setelah beliau wafat bungkusan tersebut dibuka dan ternyata isinya kitab-kitab agama yang selalu dibaca selama hidupnya. Waliyullah Abdurahman Basurroh lahir di kota Tarim dan wafat pada tahun 888 H, dikarunia seorang anak lelaki bernama Muhammad. 63. Ash-Shulaibiyah (الصليبية) Mereka adalah salah satu keluarga dari Aal al-Aydrus. Datuk mereka ialah waliyullah Husein bin Abdullah bin Syaich bin Abdullah al-Aydrus bin Abi Bakar as-Sakran bin Abdurahman Assegaf. Gelar yang disandang beliau berhubungan dengan jalur ibunya. Asy-Syarifah Aisyah binti Abi Bakar bin Abdullah Basyamilah adalah yang pertama digelari dengan ash-Shulaibiyah. Selanjutnya gelar tersebut melekat kepada puterinya Alwiyah binti Abdullah bin Alwi Bajahdab dan kepada cucunya Fathimah istri dari al-Habib Husin, maka gelar ash-Shulaibiyah pun melekat kepada al-Habib Husin dan keturunannya. Ash-Shulaibiyah berasal dari kata ash-Sholaba yang mempunyai arti teguh. Asy-Syarifah Aisyah diberi gelar tersebut karena mempunyai pendirian yang teguh terutama dalam menjalankan ajaran agama Islam. Waliyullah Ahmad ash-Shalabiyah lahir di kota Tarim dan wafat pada tahun 1028 H, dikaruniai 7 orang anak lelaki yaitu: Abu Bakar dan Abdullah (keturunannya berada di India), Ali, Muhammad, Abdurahman, Husein dan Syaikh (keturunannya sebagian besar berada di Indonesia). 64. Ash-Shafi al-Jufri (الصافى الجفرى) Mereka adalah keturunan waliyullah Syaikhan bin Alwi bin Abdullah at-Tarisi bin Alwi al-Khowas bin Abu Bakar al-Jufri bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad asy-Syahid bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Gelar ash-Shofi karena pada diri beliau melekat sifat-sifat yang suci (Shafail-Qalbu) dan juga ayahnya memberi nama sesuai dengan nama leluhurnya ash-Shafi. Waliyullah Syaikhan as-Shafi lahir di kota Makkah dan wafat pada tahun 1089 H, dikaruniai 3 orang anak lelaki yaitu Maqbul, Umar, Abdullah. Dua di antaranya meneruskan keturunan beliau yaitu Umar dan Abdullah. 65. Ash-Shafi As-Saqqaf (الصافى السقاف) Mereka adalah keturunan waliyullah Umar ash-Shafi bin Abdurahman al-Mualim bin Muhammad bin Ali bin Abdurahman as-Saqqaf. Pemberian gelar ash-Shofi karena beliau mempunyai kejernihan hati dan pikiran, kebersihan perasaan, kelembutan tabiat. Waliyullah Umar ash-Shafi wafat di kota Tarim 66. Aal-Thaha (ال طه) Mereka adalah keturunan Thaha bin Umar ash-Shafi bin Abdurahman al-Mualim bin Muhammad bin Ali bin Abdurahman as-Saqqaf dan juga keturunan cucunya al-Habib Thaha bin Umar bin Thaha bin Umar ash-Shafi. Thaha adalah salah satu nama Rasulullah saw. Mereka menamakan dengan Thaha karena bertabarruk kepada Rasullah saw. 67. Ath-Thahir (الطاهر) Mereka adalah keturunan waliyullah Thahir bin Muhammad bin Hasyim bin Abdurahman bin Abdullah bin Abdurahman bin Muhammad bin Abdurahman bin Ahmad bin Alwi bin Ahmad al-Faqih bin Abdurahman bin Alwi 'Ammu al-Faqih. Waliyullah Thahir bin Muhammad lahir di kota Tarim dan wafat pada tahun 1163 H, dikaruniai 5 orang anak lelaki dan hanya seorang saja yang meneruskan keturunannya bernama Husein. 68. Al-Adani (العدنى) Yang pertama kali digelari al-Adani ialah waliyullah al-Quthub Abu Bakar bin Abdullah al-Aydrus bin Abu Bakar as-Sakran. Gelar yang disandang karena beliau meninggalkan tempat kelahirannya, kota Tarim berhijrah ke kota Aden di Yaman Selatan dan sampai akhirnya beliau bermukim di kota Aden tersebut. Waliyullah al-Quthub Abu Bakar bin Adullah al-Aydrus begitu pertama kali memasuki kota Aden, maka turun hujan susu di kota Aden tersebut. Waliyullah Abu bakar al-Adani dilahirkan di kota Tarim dan wafat tahun 914 H di kota Aden, dikarunia seorang anak bernama Ahmad. Ahmad dan kedua anaknya Aqil dan Muhammad tidak mempunyai keturunan. 69. Azhamat Khan (عظمات خان) Mereka adalah keturunan dari Abdul Malik bin Alwi 'Ammu al-Faqih. Di India mereka dikenal dengan gelar Azhamat yang dalam bahasa Urdu adalah suatu gelar yang menunjukkan atas kemuliaan dan kehormatan. Sedangkan Khan artinya keluarga. Jadi Azhamat Khan adalah keluarga yang mulia dan terhormat. Dari India, sebagian mereka berhijrah ke Siam, Kamboja dan Indonesia. Di antara mereka adalah para ulama yang dikenal dengan Wali Songo. 70. Al-'Aqil (العقيل) Al-Aqil adalah gelar yang diberikan untuk anak cucu waliyullah: 1. Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurahman bin Abdullah bin Abdurahman as-Saqqaf, dikarunia 5 orang anak lelaki: Salim, Syaikhon, Muhammad, Zein (keturunannya al-Agil bin Salim di Lisik), Abdurahman yang dikenal dengan al-Atthas bin Aqil bin Salim. 2. Aqil bin Muthohhar bin al-Hamid bin Syaikh Abu Bakar bin Salim. 3. Aqil bin Abdullah bin Umar bin Yahya. 71. Ba'aqil (باعقيل) Mereka adalah keturunan waliyullah Aqil bin al-Imam Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Waliyullah Aqil bin Abdurrahman Assegaf dilahirkan di kota Tarim dan wafat tahun 871 H, dikarunia seorang anak lelaki yang bernama Abdurrahman. Abdurrahman bin Aqil dikarunia 3 orang anak lelaki: Hasan, Muhammad al-Mualim Ba'aqil dan 'Umar, menurunkan keturunan al-Ba'aqil (Abdullah & Abdurahman). Hasan dan Muhammad al-Hadi menurunkan keturunan 'al-Ba'aqil Assegaf. 72. Ba'alawi (باعلوى) Sebagaimana telah diketahui bahwa setiap orang yang bernasab kepada Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali al-Uraidhi bin Ja'far ash-Shadiq sampai kepada akhir nasab yang mulia, maka disebut Ba'alawi. Ada beberapa qabilah yang tidak bergelar dengan gelar tertentu, mareka itu dikenal dengan gelar Ba'alawi seperti Aal-Ba'alawi yang bernasab kepada Abu Bakar al-Wara'. 73. Aal-Ali Lala (علي للا) Beliau adalah al-Habib Ali Lala bin Ahmad al-Mualim bin Hasan ath-Thawil bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurahman bin Alwi Ammu al-Faqih. Gelar Lala dalam bahasa Urdu artinya hartawan. Jadi Ali Lala adalah Saudagar Ali. 74. Al-Atthas (العطاس) Mereka adalah keturunan waliyullah Abdurrahman bin Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman Assegaf. Menurut Habib Ali bin Hasan al-Atthas (shohib al-Masyhad) dalam kitabnya al-Qirthos fi Manaqib al-Habib Umar bin Abdurahman al-Atthas, mengatakan bahwa pemberian gelar al-Atthas dikarenakan keramatnya, yaitu bersin dalam perut ibunya seraya mengucapkan Alhamdulillah, yang mana perkataan tersebut didengar oleh ibunya. Menurut Habib Ali yang pertama kali bersin dalam perut ibunya yaitu Aqil bin Salim, saudara kandung Syaikh Abu Bakar bin Salim, selanjutnya gelar tersebut dipakai oleh anaknya yang bernama Abdurahman. Sedangkan anaknya yang bernama Muhammad dan Zein memakai gelar al-Aqil bin Salim. Syaikh Muhammad bin Ahmad Bamasymus al-Amudi berkata: 'Tidak ada al-Idrus kecuali Abdullah dan tidak ada al-Attas kecuali Umar'. Bersin bahasa Arabnya 'athasa dan orang yang bersin disebut al-Aththas. Waliyullah Abdurahman bin Aqil bin Salim dilahirkan di kota Lisik. Beliau dikarunia 5 orang anak lelaki, tiga di antaranya melanjutkan keturunan beliau, yaitu; 1. Abdullah, keturunannya berada di Yafi' (Hadramaut) 2. Aqil, keturunannya al-Atthas al-Aqil (Khuraidhoh) 3. Umar (Sohib Ratib al-Atthas) keturunannya sebagian besar berada di Indonesia. Beliau dikarunia 9 orang anak lelaki, tetapi yang meneruskan keturunan beliau hanya 4 orang, yaitu: Husein, menurunkan keturunan al-Atthas yang disebut al-Muchsin, al-Hamzah al-Ahmad, ath-Thalib, al-Umar, al-Hasan, al-Ali, al-Abdullah. Salim, keturunannya berada di Khuraidhoh, Jubail, India, Pekalongan, Penang dan Katiwar. Abdullah, keturunannya berada di Amud, Inaq, Jadfaroh, Luhrum, Jawa dan di Bihan (Syihir). Abdurrahman, keturunannya di Khuraidhoh, Luhrum, Jawa dan India. Waliyullah Abdurrahman bin Aqil bin Salim wafat di kota Huraidhoh. 75. Al-Aydrus (العيدروس) Mereka adalah keturunan waliyullah Abdullah bin Abi Bakar as-Sakran bin Abdurrahman Assegaf. Menurut pengarang kitab al-Masra', dinamakan al-Aydrus karena gelar tersebut merupakan gelar pemimpin para wali dan nama yang agung untuk seorang sufi. Dan ada pula yang mengatakan nama al-Aydrus berasal dari kata Utayrus yang dalam bahasa Indonesia berarti bersifat seperti Macan atau Singa. Tidak diragukan lagi bahwa Singa adalah raja hutan dan Aidrus adalah pemimpin para wali di zamannya. Di samping itu gelar tersebut adalah pemberian dari datuknya, karena pada masa kecilnya beliau selalu dipanggil oleh datuknya Waliyullah Abdurrahman Assegaf dengan julukan Utayrus. Beliau dilahirkan di kota Tarim pada bulan Dzulhijjah tahun 811 H. Dikaruniai 5 orang anak lelaki: Abu Bakar, Muhammad, Alwi, Syekh dan Husin. Dari kelima anak lelaki hanya 3 yang meneruskan keturunan beliau yaitu: 1. Alwi, yang menurunkan keturunan al-Aydrus: al-Ahmad al-Muhtaji. Keturunannya berada di Bor, di Syam, di Dhafar (Hadramaut) dan di Jawa. 2. Husein, menurunkan keturunan al-Aydrus, al-Umar bin Zain, al-Ismail, al-Hazem, ats-Tsiby, al-Ma'igab ( yang menurunkan Ahmad Syarim, Hasan bin Abdullah, Abbas bin Abdullah, Waliyullah Habib Husein bin Abu Bakar, Luar Batang) 3. Syaikh, menurunkan keturunan al-Aydrus, ash-Shalabiyah dan Ali Zainal Abidin. Waliyullah Abdullah bin Abi Bakar as-Sakran wafat pada tanggal 12 Ramadhan 865 H di perjalanan antara Syihir dan Tarim (Hadramaut). 76. Al-Aidid (العيديد) Mereka adalah keturunan waliyullah Muhammad Maula Aidid bin Ali Shahib al-Hauthah bin Muhammad bin Abdullah al-Faqih bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi Ammu al-Faqih. Gelar al-Aidid diberikan karena beliau bermukim di suatu dusun yang tidak berpenduduk disebut "Wadi Aidid” yaitu dusun yang terletak di daerah pegunungan sebelah Barat Daya kota Tarim dan mendirikan sebuah masjid untuk tempat beribadah dan beruzlah (mengasingkan diri) dari keramaian. Desa Aidid menjadi semerbak dan terang berderang dengan sinar keberkahan dari al-Habib Muhammad. Waliyullah Muhammad Maula Aidid dilahirkan di kota Tarim dan wafat pada tahun 862 H. Beliau dikaruniai 4 orang anak lelaki: Alwi, Abdullah, Abdurahman dan Ali. Dari 4 orang anaknya hanya 3 orang yang meneruskan keturunannya. Yang bernama Abdullah dan Abdurrahman dijuluki dengan gelar Bafaqih yang kemudian menjadi leluhur al-Bafaqih. Sedangkan anaknya yang bernama Ali tetap dijuluki Aidid yang kemudian menurunkan keturunan al-Aidid. 77. Ba'umar (باعمر) Mereka adalah keturunan Ali bin Umar bin Salim bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Umar bin Ahmad bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Yang terkenal dengan Ba'Umar adalah datuk dari Ali bin Umar seorang wali yang mempunyai derajat tinggi di sisi Allah swt. 78. Al-Auhaj (الأوهج) Mereka adalah keturunan waliyullah Alwi Auhaj bin Ali bin Abu Bakar al-Fachir bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi 'Amm al-Faqih. Beliau digelari dengan Auhaj karena bermukim di dusun yang disebut Auhaj Yaman. Waliyullah Alwi al-Auhaj dilahirkan di kota Tarim. Dikaruniai 3 orang anak yaitu Ahmad , Ali dan Abdullah. Waliyullah Alwi al-Auhaj wafat pada tahun 887 H di Tarim (Hadramaut). 79. Al-Ba'bud (آل باعبود) Perkataan Abud adalah sifat untuk orang yang banyak melakukan ibadah dan kadang dipakai sebagai gelar untuk orang yang bernama Abdullah seperti datuk al-Ba'abud dan salah seorang dari mereka yaitu Waliyullah Abdullah (Abud) bin Muhammad Maghfun bin Abdurahman Babathinah bin Ahmad bin Alwi bin Ahmad bin Abdurahman bin Alwi Ammu al-Faqih. Yang pertama kali menyandang gelar Ba'abud adalah anak dari Waliyullah Abdullah bin Muhammad Maghfun yaitu Muhammad Ba'abud Maghfun. Beliau digelari dengan 'Maghfun' karena suka beruzlah dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah swt. Waliyullah Muhammad Maghfun dilahirkan di kota Tarim, keturunan beliau berada di Bor Hadramaut, Madinah al-Munawwaroh, Mesir dan Indonesia. Waliyullah Muhammad Abud wafat di kota Tarim pada tahun 975 H. Yang kedua adalah al-Ba'bud Dubjan, mereka adalah keturunan Muhammad al-Faqih al-Muqaddam, disandang oleh Waliyullah Abdullah Abud bin Ali Dubjan bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah Ba'alawi. Tentang sebutan Dubjan diartikan dengan dua pengertian yaitu: pertama, Dubjan diartikan sebuah dusun di Hadramaut, di mana ayah dari Waliyullah Abdullah Abud yaitu Ali bin Ahmad bermukim di dusun Dubjan tersebut. Kedua, Dubjan diartikan dengan keindahan atau keperkasaan. Mungkin keluarga Waliyullah Abdullah bin Ali tersebut adalah orang-orang yang gagah perkasa dan pemberani. Waliyullah Abdullah Abud dilahirkan di kota Qasam dan wafat pada tahun 816 H. Keturunan beliau berada di Ghaiydhah, di Difar, di India dan di Indonesia. Yang ketiga adalah al-Ba'bud Charbasyan, keturunan Muhammad al-Faqih al-Muqaddam yang menyandang gelar ini adalah Waliyullah Abdullah Abud bin Ali bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi bin al-Faqih. Tentang sebutan Charbasyan diartikan sebuah dusun di sekitar kota Makkah al-Mukarromah, di mana leluhur Waliyullah Ahmad bin Abi Bakar bermukim di dusun tersebut. Beliau dilahirkan di kota Makkah al-Mukarromah dan wafat di kota Tarim pada tahun 947 H. Keturunannya berada di Churuf az-Zaidan, di kota Tarim, di Oman dan di Indonesia. 80. Al-Ghazali (الغزالى) Mereka adalah qabilah dari keluarga al-Baiti tang berbangsa kepada Abu Bakar bin Ibrahim bin Abdurahman as-Saqqaf. Dan yang pertama kali diberi gelar al-Ghazali ialah Ahmad bin Muhammad al-Masyhur bin Abdullah bin Salim bin Abdullah. Ayah beliau memberi gelar dengan gelar ini karena berharap agar puteranya menjadi seperti Imam al-Ghazali walaupun hanya untuk sebagian ilmu dan amalnya. 81. Al-Ghusnu (الغسن) Mereka adalah keturunan Abu Bakar al-Ghusnu bin Hasan bin Ali bin Muhammad Jamallullail bin Hasan bin Muhammad Asadullah bin Hasan bin Ali bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Gelar al-Ghusnu diberikan karena beliau seorang yang lembut dan rendah hati terhadap masyarakat sekitarnya dan selalu berbaik hati kepada keluarganya. 82. Al-Ghamri (الغمرى) Mereka adalah qabilah dari keluarga Ba'abud al-Charbasyan. Dan yang pertama kali digelari dengan al-Ghamri ialah Muhammad bin Ahmad bin Alwi bin Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakar bin Abdurahman bin Abdullah bin Abud bin Ali bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Pemberian gelar al-Ghamri karena saat beliau hijrah dari Hadramaut ke Madinah al-Munawaroh terlihat keramatnya yang sempurna. Orang Arab menyebutnya al-Ghumri yang berarti air yang banyak, dan orang menggelarinya dengan al-Ghamri karena beliau seorang yang dermawan dan lapang dada. 83. Balghaits (بالغيث) Mereka adalah keturunan waliyullah Umar bin Abdurahman Shahib al-Hamra'. Gelar yang disandang karena datuk beliau memberinya nama dengan al-Ghaits, sebagai tabarruk kepada seorang waliyullah yang terkenal Abul-Ghaits bin Jamil. Keturunannya berada di Timur Tengah dan Indonesia (sebagian besar ada di Kalimantan). Waliyullah Umar bin Ahmad al-Balghaits wafat di Lahij. 84. Al-Ghaidhi (الغيضى) Beliau adalah Abu Bakar bin Abdullah bin Ahmad bin Abu Bakar al-Wara' bin Ahmad bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Beliau digelari dengan al-Ghaidhi karena bertempat tinggal di suatu daerah al-Ghaidhoh di pantai Timur Hadramaut yang banyak ditumbuhi pepohonan. 85. Aal-Fad'aq (ال فدعق) Fad'aq adalah sejenis Harimau. Leluhur Alawiyin yang mendapat gelar ini karena mempunyai sifat kuat dan berani seperti Harimau saat berda'wah. Fad'aq mempunyai tiga keluarga yaitu; 1. Keturunan waliyullah Umar Fad'aq bin Abdullah Wathab bin Muhammad al-Munaffir. Beliau dilahirkan di jami Qasam, Hadramaut dan diberi 6 orang anak lelaki, 3 orang di antaranya menurunkan keturunannya yaitu Ali, menurunkan al-Fad'aq Abunumai, keturunanya hanya ada di Magad dan di Dhifar Hadramaut. Alwi, keturunannya hanya ada di India. Dan Ibrahim, keturunanya hanya berada di Qasam, di Dhifar di Magad dan Yaman Utara.Waliyullah Umar Fad'aq bin Abdullah Wathab wafat di Jami' Gasam pada tahun 910 Hijriyah. 2. Keturunan waliyullah Fad'aq bin Muhammad bin Abdullah bin Mubarak bin Abdullah Wathab bin Muhammad al-Munaffir. Beliau dilahirkan di Baydho' dan dikaruniai 5 anak, yang meneruskan keturunan beliau hanya 3 anak yaitu: Hasan, Aqil dan Abdullah yang keturunannya banyak di Indonesia. Beliau wafat di kota Baydho' tahun 1000 H. 3. Keturunan waliyullah Ahmad bin Muhammad bin Alwi bin Muhammad Mauladdawilah yang dikenal dengan sebutan Baiti Fad'aq. 86. Bafaqih (بافقيه) Al-Bafaqih disandang oleh dua orang yaitu: Abdurrahman bin Muhammad Maula Aidid dan Abdullah bin Muhammad Maula Aidid. Gelar Bafaqih berarti Ibnu Faqih. Beliau alim dalam ilmu fiqih sebagaimana kakeknya yang alim dan menguasai ilmu fiqih. Waliyullah Abdurrahman Bafaqih dilahirkan di kota Tarim dan dikaruniai 5 orang anak, 3 di antaranya meneruskan keturunannya yaitu: Ahmad, Zain dan ath-Thayib. Waliyullah Abdurrahman Bafaqih wafat pada tahun 884 H. Waliyullah Abdullah Bafaqih dilahirkan di kota Tarim, dikaruniai 3 orang anak, 2 di antaranya meneruskan keturunannya yaitu: Husein dan Ahmad. Beliau wafat beberapa tahun sesudah saudaranya Abdurrahman Bafaqih wafat. 87. Bilfaqih (بالفقيه) Bilfaqih ialah gelar yang dinisbatkan kepada waliyullah Abdurrahman bin Muhammad bin Abdurrahman al-Asqo' bin Abdullah bin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Gelar Bilfaqih didapat karena beliau dikenal sebagai seorang ahli fiqih dan mengikuti jejak ayahnya. Waliyullah Abdurrahman bin Muhammad Bilfaqih dilahirkan di kota Tarim, dikaruniai enam orang anak laki yaitu: Ali, Alwi, Muhammad, Abubakar, Husin, Ahmad. Dari 6 orang anak lelaki yang melanjutkan keturunan beliau hanya 2 orang anak yaitu Husein dan Ahmad. Waliyullah Abdurrahman bin Muhammad Bilfaqih wafat di kota Tarim tahun 966 H. 88. Al-Faqih Al-Muqaddam (الفقيه المقدم) Yang pertama kali di juluki al-Faqih al-Muqaddam ialah waliyullah al-Ustadz al-A'dzom Muhammad bin Ali bin Muhammad Shahib Marbath. Gelar yang disandang karena beliau seorang faqih yang menguasai ilmu fiqih dan karena beliau pula negeri Hadramaut menjadi negeri yang aman. Di samping itu, waliyullah Muhammad bin Ali al-Faqih al-Muqaddam seorang yang berjalan pada thariqah kefaqiran. Julukan al-Muqaddam yang diberikan kepadanya, karena beliau seorang yang terkemuka/panutan. Makam beliau adalah tempat pertama dikunjungi oleh para peziarah di perkuburan Zanbal Tarim. 89. Bafaraj (بافرج) Bafaraj ialah gelar yang dinisbahkan kepada keturunan waliyullah Faraj bin Ahmad al-Masrafah bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi 'Ammu al-Faqih. Gelar Bafaraj didapat karena ayah beliau menamakan Faraj (berarti senang atau berkah) dengan tujuan agar anaknya menjadi orang yang saleh penuh dengan kesenangan dan keberkahan dari Allah swt. Waliyullah Faraj bin Ahmad dilahirkan di kota Tarim dan wafat pada tahun 876 H, dikaruniai 4 orang anak lelaki bernama: Abu bakar, Umar Abdullah dan Alwi. 90. Abu Futhaim (ابو فطيم) Mereka adalah keturunan waliyullah Muhammad bin Abu bakar bin Ahmad bin Ali bin Hasan bin Syaikh Abi Bakar bin Salim. Gelar ini disandang karena beliau mempunyai anak perempuan yang bernama Fathimah yang berasal dari kata Fathama , maka orang-orang menjuluki Abu-Futhaim. Waliyullah Muhammad Abu Futhaim dilahirkan di kota Tarim dan wafat di kota San'a Yaman Utara, dikaruniai 5 orang anak, 4 di antaranya meneruskan keturunannya yaitu: Abdurrahman, Husein, Umar dan Alwi. 91. Al-Fardy (الفردي) Yang pertama kali di juluki al-Fardy ialah waliyullah Abdullah bin Alwi bin Ali bin Abi Bakar al-Fachir bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurahman bin Alwi 'Ammu al-Faqih. Gelar yang disandang karena beliau terkenal sebagai ahli ilmu Faraid di zamannya sebagaimana disebutkan dalam kitab al-Masyra'. 92. Al-Qadri Yang pertama dijuluki al-Qadri ialah waliyullah Aqil bin Abdullah bin Muhammad bin Salim bin Ahmad bin Abdurrahman bin Ali bin Muhammad Jamallullail. Al-Qadri adalah suatu kata yang berasal dari kalimat qadarullah yaitu takdir Allah swt. Adapun sebab diberi gelar al-Qadri karena beliau selalu menyandarkan segala sesuatu hanya kepada Allah swt. yang terlihat dari perkataan dan perbuatannya. Pendiri kota Pontianak Abdurahman bin Husein al-Qadri adalah keturunan dari Salim bin Abdullah saudara Aqil bin Abdullah. Waliyullah Aqil bin Abdullah al-Qadri wafat di kota Tarim. 93. Al-Quthban (القطبان) Mereka bersambung nasabnya kepada waliyullah Quthban bin Aqil bin Ahmad bin Abu Bakar as-Sakran bin Abdurahman Assegaf. Dinamakan Quthban karena beliau adalah seorang yang gagah berani dalam mengalahkan musuh-musuhnya. 94. Al-Qori' (القارئ) Yang pertama kali dijuluki al-Qari ialah waliyullah Abdurahman bin Ibrahim bin Abdullah bin Abdurahman Assegaf. Gelar yang disandangkan karena beliau adalah seorang qari' yang terkenal. 95. Al-Kaf (الكاف) Mereka adalah keturunan waliyullah Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar al-Jufri. Gelar yang disandang mempunyai dua versi: 1. Waliyullah Ahmad bin Muhammad al-Kaf dapat mengalahkan seseorang yang mengaku dirinya jagoan yang mempunyai kekuatan luar biasa. Kekuatan yang luar biasa itu dalam bahasa Hadramaut disebut "Kaf". 2. Dalam suatu perkara di pengadilan, hakim meminta waliyullah Ahmad bin Muhammad al-Kaf menuliskan suatu kode. Kode yang ditulis itu adalah huruf Kaf maka sejak itu masyarakat memanggilnya dengan gelar al-Kaf