Rabu, 17 Agustus 2011

akuntansi biaya bab7


POKOK BAHASAN 7:                    Sistem Harga Pokok Proses - Lanjutan

SUBPOKOK BAHASAN:

1.1.       Perlakuan persediaan barang dalam proses awal - metode rata-rata.
1.2.       Perlakuan persediaan barang dalam proses awal - metode FIFO.
1.3.       Produk rusak dan akuntansi produk rusak.
1.4.       Produk cacat dan akuntansi produk cacat.
1.5.       Sisa bahan dan akuntansi sisa bahan.
1.6.       Limbah bahan dan akuntansi limbah bahan.

MATERI PERKULIAHAN

1.1.       Perlakuan Persediaan Barang Dalam Proses Awal - Metode Rata-Rata

Jika pada awal periode terdapat persediaan barang dalam proses, maka perlakuan akuntansinya dapat menggunakan metode rata-rata atau metode FIFO. Dengan menggunakan metode rata-rata diasumsikan bahwa persediaan barang dalam proses awal dan barang masuk proses periode yang bersangkutan diproses secara bersamaan.  Barang jadi (barang yang selesai diproses) tidak dibedakan menjadi barang jadi yang berasal dari barang dalam proses awal dan barang jadi yang berasal yang barang masuk proses periode yang besangkutan. Biaya produksi yang terkandung dalam barang dalam proses awal digabung dengan biaya produksi yang dikeluarkan periode yang bersangkutan. Unit ekuivalen dihitung atas dasar unit keluarannya, yaitu barang jadi dan barang dalam proses akhir. Unit ekuivalen dan biaya per unit ekuivalen dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Unit ekuivalen = unit barang jadi + (unit barang dalam proses akhir x % penyelesaian)

                                                                                 HP Persed. barang dalam proses awal + Biaya yang ditambahkan periode ini
Biaya per unit ekuivalen   =                                                                                                                                                                                                                                          
                                                                                                                                                                                                          Unit ekuivalen



Contoh

PT Mulyo memproses produknya melalui dua departemen produksi, yaitu Departemen 1 dan Departemen 2. Berikut ini adalah data produksi yang terjadi di Departemen 1 dan Departemen 2 selama Agustus 1999.


Departemen 1
Departemen 2
BDP awal (100% bahan, 40% konversi)
BDP awal (100% bahan, 20% konversi)
Barang masuk proses Mei 1999
Barang yang ditransfer ke Departemen 2
Tambahan unit pada Departemen 2
Barang jadi ditransfer ke gudang
BDP akhir (100% bahan, 60% konversi)
BDP akhir (100% bahan, 30% konversi)
Harga pokok barang dalam proses awal:
Harga pokok dari Departemen 1
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik (dibebankan)
4.000 unit

40.000 unit
35.000 unit


9.000 unit


-
Rp1.400.000,00
656.000,00
1.100.000,00

6.000 unit


5.000 unit
44.000 unit

2.000 unit

Rp4.000.00,00
1.200.000,00
1.028.000,00
460.000,00
Biaya yang ditambahkan Agustus 1999:
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik (dibebankan)

Rp14.000.000,00
5.000.000,00
9.000.000,00

Rp8.000.000,00
7.000.000,00
4.000.000,00

Pertanyaan:
Jika penilaian persediaan barang dalam proses awal menggunakan metode rata-rata:
1.Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi Departemen 1 untuk bulan Agustus 1999.
2.Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi Departemen 2 untuk bulan Agustus 1999.




PT Mulyo
Laporan Harga Pokok Produksi - Departemen 1
Agustus  2007 METODE RATA-RATA
Kuantitas:
   Unit masukan:
Barang dalam proses awal
Unit masuk proses
   Unit keluaran:
Unit barang jadi & ditransfer ke Dep. 2
Unit barang dalam proses akhir



4.000
40.000

35.000
9.000



44.000


44.000
Unit Ekuivalen:
Unit barang jadi & ditransfer ke Dep. 2
Unit barang dalam proses akhir:
9.000 x 100%
9.000 x 60%

Bahan Baku
35.000

9.000
           .
44.000
Konversi
35.000


 5.400
40.400
Perhitungan Harga Pokok per Unit:

Biaya bahan baku:
Barang dalam proses awal
Ditambahkan periode ini
Jumlah biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung:
Barang dalam proses awal
Ditambahkan periode ini
Jumlah biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik:
Barang dalam proses awal
Ditambahkan periode ini
Jumlah biaya overhead pabrik
Total biaya

Total Biaya

Rp1.400.000,00
    14.000.000,00
Rp15.400.000,00

Rp     656.000,00
      5.000.000,00
Rp  5.656.000,00

Rp  1.100.000,00
      9.000.000,00
Rp10.100.000,00
Rp31.156.000,00
Unit
Ekuivalen



44.000



40.400



40.400
Harga Pokok
    per Unit



Rp350,00



140,00



     250,00
Rp740,00
Perhitungan Harga Pokok:
Barang jadi ditransfer ke Dep. 2  (35.000 x Rp740,00)
Barang dalam proses akhir:
Biaya bahan baku (9.000 x Rp350,00)
Biaya tenaga kerja langsung (9.000 x 60% x Rp140,00)
Biaya overhead pabrik (9.000 x 60% x Rp250,00)



Rp3.150.000,00
756.000,00
    1.350.000,00


Rp25.900.000,00




       5.256.000,00
Rp31.156.000,00

PT Mulyo
Laporan Harga Pokok Produksi - Departemen 2
Agustus 1999
Kuantitas:
   Unit masukan:
Barang dalam proses awal
Unit yang diterima dari Dep. 1
Unit yang ditambahkan di Dep. 2
   Unit keluaran:
Unit barang jadi ditransfer ke gudang
Unit barang dalam proses akhir



6.000
35.000
  5.000

44.000
2.000




46.000


46.000
Unit Ekuivalen:
Unit barang jadi ditransfer ke gudang
Unit barang dalam proses akhir:
2.000 x 100%
2.000 x 30%

Bahan Baku
44.000

2.000
           .
46.000
Konversi
44.000


    600
44.600
Perhitungan Harga Pokok per Unit:

Harga pokok dari Dep.1 :
Barang dalam proses awal
Ditransfer dari Dep. 1 periode ini
Unit yang ditambahkan di Dep. 2
Harga pokok dari Dep. 1 dises.
Biaya bahan baku:
Barang dalam proses awal
Ditambahkan periode ini
Jumlah biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung:
Barang dalam proses awal
Ditambahkan periode ini
Jumlah biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik:
Barang dalam proses awal
Ditambahkan periode ini
Jumlah biaya overhead pabrik
Total biaya

Total Biaya

Rp  4.000.000,00
25.900.000,00
                       --
Rp29.900.000,00

Rp 1.200.000,00
      8.000.000,00
Rp 9.200.000,00

Rp 1.028.000,00
     7.000.000,00
Rp 8.028.000,00

Rp    460.000,00
      4.000.000,00
Rp  4.460.000,00
Rp51.588.000,00
Unit
Ekuivalen

6.000
35.000
  5.000
46.000



46.000



44.600



44.600

Harga Pokok
    per Unit




Rp  650,00



200,00



180,00



       100,00
Rp1.130,00
Perhitungan Harga Pokok:
Barang jadi ditransfer ke gudang  (44.000 x Rp1.130,00)
Barang dalam proses akhir:
Harga pokok dari Dep. 1 (2.000 x Rp650,00)
Biaya bahan baku (2.000 x Rp200,00)
Biaya tenaga kerja langsung (2.000 x 30% x Rp180,00)
Biaya overhead pabrik (2.000 x 30% x Rp100,00)



Rp1.300.000,00
400.000,00
108.000,00
        60.000,00


Rp49.720.000,00




       1.868.000,00
Rp51.588.000,00

1.2.       Perlakuan Persediaan Barang Dalam Proses Awal - Metode FIFO

Dengan menggunakan metode FIFO diasumsikan bahwa persediaan barang dalam proses awal diproses terlebih dahulu, setelah selesai baru memproses barang masuk proses periode.  Oleh karena itu, barang jadi harus dibedakan menjadi barang jadi yang berasal dari persediaan barang dalam proses awal dan yang berasal dari barang masuk proses periode ini. Biaya produksi yang terkandung dalam barang dalam proses awal tidak digabung dengan biaya produksi yang dikeluarkan periode yang bersangkutan. Unit ekuivalen dihitung atas dasar unit yang menikmati biaya produksi yang ditambahkan dalam periode ini. Unit ekuivalen dan biaya per unit ekuivalen dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Unit ekuivalen =     (unit barang jadi - unit barang dalam proses awal)
+ (unit barang dalam proses awal x % untuk menyelesaikan)
+ (unit barang dalam proses akhir x % penyelesaian)
                                    Biaya per unit ekuivalen =      Biaya yang ditambahkan periode ini
                                                                                                                                                            Unit ekuivalen
Contoh

PT Mulyo memproses produknya melalui dua departemen produksi, yaitu Departemen 1 dan Departemen 2. Berikut ini adalah data produksi yang terjadi di Departemen 1 dan Departemen 2 selama Agustus 1999.


Departemen 1
Departemen 2
BDP awal (100% bahan, 40% konversi)
BDP awal (100% bahan, 20% konversi)
Barang masuk proses Mei 1999
Barang yang ditransfer ke Departemen 2
Tambahan unit pada Departemen 2
Barang jadi ditransfer ke gudang
BDP akhir (100% bahan, 60% konversi)
BDP akhir (100% bahan, 30% konversi)
Harga pokok barang dalam proses awal:
Harga pokok dari Departemen 1
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik (dibebankan)
4.000 unit

40.000 unit
35.000 unit


9.000 unit


-
Rp1.400.000,00
656.000,00
1.100.000,00

6.000 unit


5.000 unit
44.000 unit

2.000 unit

Rp4.000.00,00
1.200.000,00
1.028.000,00
460.000,00
Biaya yang ditambahkan Agustus 1999:
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik (dibebankan)

Rp14.000.000,00
5.000.000,00
9.000.000,00

Rp8.000.000,00
7.000.000,00
4.000.000,00

Pertanyaan:
Jika penilaian persediaan barang dalam proses awal menggunakan metode FIFO:
1.      Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi Departemen 1 untuk bulan Agustus 1999.
2.      Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi Departemen 2 untuk bulan Agustus 1999.




PT Mulyo
Laporan Harga Pokok Produksi - Departemen 1
Agustus 1999 (Metode FIFO)
Kuantitas:
   Unit masukan:
Barang dalam proses awal
Unit masuk proses
   Unit keluaran:
Unit barang jadi & ditransfer ke Dep. 2
Unit barang dalam proses akhir



4.000
40.000

35.000
9.000



44.000


44.000
Unit Ekuivalen:
Unit barang jadi & ditransfer ke Dep. 2
Unit barang dalam proses awal
Unit brg jadi masuk proses periode ini
Unit barang dalam proses awal:
4.000 x (100% - 100%)
4.000 x (100% - 40%)
Unit barang dalam proses akhir:
9.000 x 100%
9.000 x 40%

Bahan Baku
35.000
(4.000)
31.000

0


9.000        
         .
40.000
Konversi
35.000
(4.000)
31.000


2.400


 5.400
38.800
Perhitungan Harga Pokok per Unit:

Barang dalam proses awal
Biaya yang ditambahkan:
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik
Total biaya

Total Biaya
Rp3.156.000,00

14.000.000,00
5.000.000,00
    9.000.000,00
Rp31.156.000,00
Unit
Ekuivalen


40.000
38.800
38.800
Harga Pokok
    per Unit


Rp350,000
128,866
   231,959
Rp710,825
Perhitungan Harga Pokok:
Barang jadi ditransfer ke Dep. 2:
Barang dalam proses awal:
Harga pokok persediaan 
Bi. tenaga kerja lang. (4.000 x 60% x Rp128,866)
Biaya overhead pabrik (4.000 x 60% x Rp231,959)
Barang masuk proses periode ini (31.000 x Rp710,825)
Barang dalam proses akhir:
Biaya bahan baku (9.000 x Rp350,00)
Bi. tenaga kerja lang. (9.000 x 60% x Rp128,866)
Biaya overhead pabrik (9.000 x 60% x Rp231,959)



Rp3.156.000,00
309.279,00
    556.701,00


Rp3.150.000,00
695.870,00
    1.252.580,00





Rp   4.021.980,00
     22.035.570,00
Rp26.057.550,00



       5.098.450,00
Rp31.156.000,00




PT Mulyo
Laporan Harga Pokok Produksi - Departemen 2
Agustus 1999 (Metode FIFO)
Kuantitas:
   Unit masukan:
Barang dalam proses awal
Unit yang diterima dari Dep. 1
Unit yang ditambahkan di Dep. 2
   Unit keluaran:
Unit barang jadi ditransfer ke gudang
Unit barang dalam proses akhir



6.000
35.000
  5.000

44.000
2.000




46.000


46.000
Unit Ekuivalen:
Unit barang jadi ditransfer ke gudang
Unit barang dalam proses akhir:
2.000 x 100%
2.000 x 30%

Bahan Baku
44.000

2.000
           .
46.000
Konversi
44.000


    600
44.600
Perhitungan Harga Pokok per Unit:

Harga pokok dari Dep.1 :
Barang dalam proses awal
Ditransfer dari Dep. 1 periode ini
Unit yang ditambahkan di Dep. 2
Harga pokok dari Dep. 1 dises.
Biaya bahan baku:
Barang dalam proses awal
Ditambahkan periode ini
Jumlah biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung:
Barang dalam proses awal
Ditambahkan periode ini
Jumlah biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik:
Barang dalam proses awal
Ditambahkan periode ini
Jumlah biaya overhead pabrik
Total biaya

Total Biaya

Rp  4.000.000,00
25.900.000,00
                       --
Rp29.900.000,00

Rp 1.200.000,00
      8.000.000,00
Rp 9.200.000,00

Rp 1.028.000,00
     7.000.000,00
Rp 8.028.000,00

Rp    460.000,00
      4.000.000,00
Rp  4.460.000,00
Rp51.588.000,00
Unit
Ekuivalen

6.000
35.000
  5.000
46.000



46.000



44.600



44.600

Harga Pokok
    per Unit




Rp  650,00



200,00



180,00



       100,00
Rp1.130,00
Perhitungan Harga Pokok Produk:
Barang jadi ditransfer ke gudang  (44.000 x Rp1.130,00)
Barang dalam proses akhir:
Harga pokok dari Dep. 1 (2.000 x Rp650,00)
Biaya bahan baku (2.000 x Rp200,00)
Biaya tenaga kerja langsung (2.000 x 30% x Rp180,00)
Biaya overhead pabrik (2.000 x 30% x Rp100,00)



Rp1.300.000,00
400.000,00
108.000,00
        60.000,00


Rp49.720.000,00




       1.868.000,00
Rp51.588.000,00

1.3.       Produk Rusak dan Akuntansi Produk Rusak

Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan dan tidak dapat diperbaiki. Produk rusak dapat terjadi di departemen produksi pertama atau di departemen produksi lanjutan. Perlakuan akuntansi terhadap produk rusak adalah berupa perlakuan terhadap harga pokok produk rusak tersebut. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk memperlakukan harga pokok produk rusak, yaitu (1) theory of neglect atau (2) sploilage as a separate element of cost.
Metode 1: Dalam metode ini produk rusak tidak diperhitungkan sebagai unit ekuivalen sehingga mengakibatkan harga pokok per unit produk menjadi meningkat atau dengan kata lain adanya produk rusak diabaikan (theory of neglect). Dalam metode ini, produk rusak tidak dibedakan menjadi produk rusak normal dan abnormal.
Metode 2:  Dalam metode ini produk rusak dimasukkan dalam perhitungan unit ekuivalen. Produk rusak dibedakan menjadi produk rusak normal dan produk rusak abnormal. Harga pokok produk rusak normal akan menambah harga pokok produk yang baik, sedang harga pokok produk rusak abnormal diperlakukan sebagai rugi (merupakan period cost).

Contoh

Berikut ini adalah informasi tentang unit produk dan biaya produksi yang terjadi pada Douglas Corporation.

Depart. 1
Depart. 2
Unit:
Unit barang dalam proses awal:
Tingkat penyel.:   100% bahan baku, 75% biaya konversi – Dep. 1
100% bahan baku, 75% biaya konversi – Dep. 2
Unit masuk proses
Unit yang diterima dari Departemen 1
Unit yang ditransfer ke gudang barang jadi
Unit barang dalam proses akhir:
Tingkat penyel.:   100% bahan baku, 40% biaya konversi – Dep. 1
100% bahan baku, 60% biaya konversi – Dep. 2
Unit rusak: 
Rusak normal
Rusak abnormal
Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa produk rusak di Dep. 1 telah menikmati 100% biaya produksi, sedang produk rusak di Dep. 2 telah menikmati 100% bahan baku dan 40% biaya konversi.
Biaya produksi:
Barang dalam proses awal:
Harga pokok dari Departemen  1
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik (dibebankan)
Total
Ditambahkan periode ini:
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik (dibebankan)
Total


3.000 unit

21.000 unit



2.000 unit


3.000 unit
1.000 unit






Rp         0
9.000
14.000
      2.360
Rp25.360

Rp75.000
100.000
25.000
Rp200.000



7.000 unit

18.000 unit
19.000 unit


4.000 unit

1.000 unit
1.000 unit






Rp  21.300
25.000
66.760
        6.800
Rp119.860

Rp50.000
200.000
40.000
Rp290.000
Pertanyaan:
1.      Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi Departemen 1 dan buatlah jurnal-jurnalnya.
2.      Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi Departemen 2 dan buatlah jurnal-jurnalnya.



Douglas Corporation
Laporan Harga Pokok Produksi - Departemen 1
Agustus 1999
Kuantitas:
   Unit masukan:
Barang dalam proses awal
Unit masuk proses
   Unit keluaran:
Unit barang jadi & ditransfer ke Dep. 2
Unit barang rusak
Unit barang dalam proses akhir



3.000
21.000

18.000
43.000
2.000



24.000



24.000
Unit Ekuivalen:
Unit barang jadi & ditransfer ke Dep. 2
Unit barang rusak
Unit barang dalam proses akhir:
2.000 x 100%
2.000 x 40%

Bahan Baku
18.000
4.000

2.000
           .
24.000
Konversi
18.000
4.000


 800
22.800
Perhitungan Harga Pokok per Unit:

Biaya bahan baku:
Barang dalam proses awal
Ditambahkan periode ini
Jumlah biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung:
Barang dalam proses awal
Ditambahkan periode ini
Jumlah biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik:
Barang dalam proses awal
Ditambahkan periode ini
Jumlah biaya overhead pabrik
Total biaya

Total Biaya

Rp1.400.000,00
    14.000.000,00
Rp15.400.000,00

Rp     656.000,00
      5.000.000,00
Rp  5.656.000,00

Rp  1.100.000,00
      9.000.000,00
Rp10.100.000,00
Rp31.156.000,00
Unit
Ekuivalen



44.000



40.400



40.400
Harga Pokok
    per Unit



Rp350,00



140,00



     250,00
Rp740,00
Perhitungan Harga Pokok:
Barang jadi ditransfer ke Dep. 2  (35.000 x Rp740,00)
Barang dalam proses akhir:
Biaya bahan baku (9.000 x Rp350,00)
Biaya tenaga kerja langsung (9.000 x 60% x Rp140,00)
Biaya overhead pabrik (9.000 x 60% x Rp250,00)



Rp3.150.000,00
756.000,00
    1.350.000,00


Rp25.900.000,00




       5.260.000,00
Rp31.156.000,00






Douglas Corporation
Laporan Harga Pokok Produksi - Departemen 2
Agustus 1999
Kuantitas:
   Unit masukan:
Barang dalam proses awal
Unit yang diterima dari Dep. 1
Unit yang ditambahkan di Dep. 2
   Unit keluaran:
Unit barang jadi ditransfer ke gudang
Unit barang dalam proses akhir



6.000
35.000
  5.000

44.000
2.000




46.000


46.000
Unit Ekuivalen:
Unit barang jadi ditransfer ke gudang
Unit barang dalam proses akhir:
2.000 x 100%
2.000 x 30%

Bahan Baku
44.000

2.000
           .
46.000
Konversi
44.000


    600
44.600
Perhitungan Harga Pokok per Unit:

Harga pokok dari Dep.1 :
Barang dalam proses awal
Ditransfer dari Dep. 1 periode ini
Unit yang ditambahkan di Dep. 2
Harga pokok dari Dep. 1 dises.
Biaya bahan baku:
Barang dalam proses awal
Ditambahkan periode ini
Jumlah biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung:
Barang dalam proses awal
Ditambahkan periode ini
Jumlah biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik:
Barang dalam proses awal
Ditambahkan periode ini
Jumlah biaya overhead pabrik
Total biaya

Total Biaya

Rp  4.000.000,00
25.900.000,00
                       --
Rp29.900.000,00

Rp 1.200.000,00
      8.000.000,00
Rp 9.200.000,00

Rp 1.028.000,00
     7.000.000,00
Rp 8.028.000,00

Rp    460.000,00
      4.000.000,00
Rp  4.460.000,00
Rp51.588.000,00
Unit
Ekuivalen

6.000
35.000
  5.000
46.000



46.000



44.600



44.600

Harga Pokok
    per Unit




Rp  650,00



200,00



180,00



       100,00
Rp1.130,00
Perhitungan Harga Pokok:
Barang jadi ditransfer ke gudang  (44.000 x Rp1.130,00)
Barang dalam proses akhir:
Harga pokok dari Dep. 1 (2.000 x Rp650,00)
Biaya bahan baku (2.000 x Rp200,00)
Biaya tenaga kerja langsung (2.000 x 30% x Rp180,00)
Biaya overhead pabrik (2.000 x 30% x Rp100,00)



Rp1.300.000,00
400.000,00
108.000,00
        60.000,00


Rp49.720.000,00




       1.868.000,00
Rp51.588.000,00



1.4.       Produk Cacat dan Akuntansi Produk Cacat.

Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan dan dapat diperbaiki.Untuk itu diperlukan biaya perbaikan. Perlakuan akuntansi terhadap biaya perbaikan ini tergantung penyebab yang mengakibatkan terjadinya produk cacat. Penyebab terjadinya produk cacat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) normal dan (2) abnormal.

1.5.       Sisa Bahan dan Akuntansi Sisa Bahan.

Sisa bahan terjadi akibat dalam pemakaian bahan tidak semua bahan dimanfaatkan, artinya ada sebagian  bahan yang tersisa. Sisa bahan ini, tidak dapat dimanfaatkan lagi dalam proses produksi dan biasanya laku dijual. Perlakuan akuntansi terhadap hasil penjualan sisa bahan dapat dibedakan menjadi (1) dialokasikan ke biaya oevrhead pabrik sesungguhnya jika dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik adanya hasil penjualan sisa bahan sudah ikut diperhitungkan atau (2) dialokasikan ke persediaan barang dalam proses jika dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik adanya hasil penjualan sisa bahan tidak ikut diperhitungkan.


1.6.       Limbah Bahan dan Akuntansi Limbah Bahan.

Limbah bahan adalah sisa bahan yang tidak laku dijual. Untuk itu diperlukan biaya membuang atau memusnahkan limbah bahan tersebut. Biaya pembuangan atau pemusnahan limbah bahan diakui sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar